Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paskah 2021, Pandemi Covid-19, dan Teror Bom

29 Maret 2021   18:34 Diperbarui: 29 Maret 2021   18:42 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.dok.pribadi/Misa Minggu Palma di Gereja Katedral Atambua dengan menerapkan protokol kesehatan

Umat Katholik di seluruh dunia sudah dan sedang merayakan paskah 2021. Disadari bahwa Hari Raya Paskah, adalah inti dari iman kristiani dimana umat kristiani merenungkan sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus.

Paskah adalah inti ajaran iman katholik, karena disitulah umat mengamini dan mengimani kebangkitan Tuhan. Kata Paulus, "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu", (1 Korintus 15:17)

Perayaan paskah diawali Minggu Palma, (sudah dirayakan pada Minggu, 28.03.2021), memperingati Yesus memasuki kota Yerusalem sebagai raja yang siap untuk disalibkan. Setelah Minggu daun-daun, umat Katholik akan memasuki tri hari suci, yakni Kamis putih, Jumat Agung, Sabtu Alleluya

Pada Kamis putih, (01-04-2021), umat kristiani akan merenungkan Yesus makan paskah bersama murid-muridNya. Saat itulah Yesus memberikan tubuhNya sendiri sebagai santapan, dan darahNya sebagai minuman. Pada saat yang sama, Yesus juga membasuh kaki para rasul, sebagai tindakan kasih dan pelayanan.

Pada Jumat Agung, (02-04-2021), umat katholik merenungkan sengsara dan wafat Tuhan. Yesus wafat di salib untuk menebus dosa manusia. Sedangkan pada hari Sabtu Suci, (03-04-2021), umat kristen merenungkan kebangkitan Tuhan. Tuhan bangkit pada hari ketiga, mengalahkan maut.

Gambar dok.pri./Koor misa perayaan Minggu Palma di Gereja Katedral Atambua
Gambar dok.pri./Koor misa perayaan Minggu Palma di Gereja Katedral Atambua
Perayaan paskah tahun ini masih dirayakan dalam situasi pandemi covid-19. Untuk tahun ini, sedikit beda karena misa dihadiri umat dalam jumlah yang terbatas, ketimbang tahun kemarin, kita merayakan paskah tanpa kehadiran umat, (misa online).

Umat katholik merayakan paskah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Konkretisasi dari penerapan protokol kesehatan adalah.

1. Membatasi umat yang hadir dengan membaginya perwilayah atau lingkungan.

2. Memperbanyak jumlah misa sehingga umat yang mengikuti ekaristi, mengikuti jadwal misa dan pembagian wilayahnya.

3. Membuat pembagian tempat duduk sehingga ada jarak dan tidak berhimpitan.

4. Menerapkan pola 3M, mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak.

5. Sesuai dengan anjuran ordinaris wilayah, perayaan disederhanakan. Tidak ada perarakan meriah, dan lagu-lagu liturgi dibatasi.

Antisipasi soal kerumunan sudah dipikirkan, jauh sebelum hari raya. Selain itu juga ada pertemuan lintas sektor, melibatkan TNI-POLRI, SATPOL, Dinas Perubungan, Tokoh Agama, agar penerapan protokol kesehatan benar-benar berjalan.

Memang kecemasan panitia perayaan paskah adalah bagaimana menjaga agar protokol kesehatan diterapkan dengan baik. Harapannya adalah agar perayaan paskah tahun ini berjalan dengan baik, aman dan lancar.

Disaat semua pihak focus menerapkan protokol kesehatan, justru umat kristiani dibikin was-was dengan ancaman teror bom. Kejadian bom bunuh diri di Makasar pada Minggu, 28 Maret kemarin, menambah soal baru bagi momentum paskah tahun ini. Kecemasan panitia  dan aparat keamanan, bukan sebatas pada penerapan protokol kesehatan, tetapi juga soal keamanan.

Gambar dok.pri./Penerapan protokol kesehatan di Gereja Katedral Atambual
Gambar dok.pri./Penerapan protokol kesehatan di Gereja Katedral Atambual
Dua hal yang menjadi pokok perhatian adalah protokol kesehatan dan keamanan dari teror bom.

Presiden Jokowi telah mengutuk tindakan bom bunuh diri di depan gereja Katedral, Makasar, sekaligus memerintahkan Kapolri untuk memerangi terorisme. Langkah cepat presiden tentu meneguhkan umat kristen agar tidak takut dan cemas.

Adanya kejadian di Makasar telah membuka mata kami umat kristen untuk antusias, waspada, dan meningkatkan keamanan saat perayaan berlangsung. Yang pasti ada langkah-langkah yang harus diambil untuk menepis ancaman yang datang.

Untuk umat beriman kristiani, mari kita berdoa agar perayaan paskah berjalan dengan baik. Kita juga mendukung aparat keamanan dengan menertibkan diri sendiri, mengikuti perayaan sesuai dengan jadwal yang sudah dikeluarkan, serta mengikuti himbauan pihak yang berkepentingan dalam hal ini aparat keamanan dan himbauan dari ordinaris wilayah yakni uskup setempat.

Harapan umat kristiani khususnya dan masyarakat pada umumnya adalah, semoga perayaan Paskah tahun ini berjalan baik, aman, tertib dan lancar.

Atambua, 29.03.2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun