Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ecce Homo! Lihatlah Manusia Itu! (Renungan Minggu Palma 2021)

28 Maret 2021   21:30 Diperbarui: 28 Maret 2021   21:49 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.dok.pribadi/Misa Minggu Palma di Kuneru Atambua

Ecce homo! lihatlah manusia itu! Ia sudah datang ke Yerusalem, dengan menunggang seekor keledai, tapi dieluh-eluhkan bagai raja. Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum, Yesus Nazareth Raja orang Yahudi.

Pekikkan hosana Putera Daud, membahana di tepi jalan, dan terngiang di lorong hati, Raja Israel sekaligus penjahat untuk kalangan Yahudi. Ia disalibkan demi ambisi dan pamor, serta keselamatan muka, dihadapan khalayak ramai.


Ada dua peristiwa besar namun bertentangan, paradoks, mewarnai perayaan Minggu palma hari ini; Pertama; Peristiwa Yesus memasuki Kota Yerusalem, sebagai Raja. Ecce homo, lihatlah manusia itu, Ia menunggang seekor keledai disambut dengan lambaian daun palma. Semua orang bergembira, bersorak dan bernyanyi; "Hosana putera Daud, terpujilah yang datang atas nama Tuhan, raja Israel, hosana sembah sujud."

Kedua; Peristiwa Kita memperingati sengsara Tuhan kita Yesus Kristus, yang dikisahkan dalam kisah injil hari ini. Yesus pergi ke Yerusalem, pergi ke Yerusalem artinya pergi untuk dihukum. Pergi ke Yerusalem untuk mati.

Berawal dari penyambutan meriah, namun berakhir dengan penderitaan. Berawal dengan kegembiraan tetapi berakhir dengan kesengsaraan dan salib. Mulanya baik, tetapi endingnya tragis.  

Pada awalnya kita menyambutNya sebagai raja, tetapi pada akhirnya kita menyalibkanNya sebagai seorang penjahat. Mulanya orang menghamparkan pakian, tetapi akhirnya, orang melucuti pakianNya untuk disalibkan. Awalnya disanjung, akhirnya dihujat.  Awalnya kehidupan, akhirnya kematian.

foto.dok.pribadi/Koor Misa Minggu Palma Kuneru
foto.dok.pribadi/Koor Misa Minggu Palma Kuneru

Apa yang harus kita maknai?

1. Merayakan hari  Minggu palma hari ini, kita mengenangkan kembali derita, sengsara dan kematian Tuhan. Yesus pergi ke Yerusalem untuk disalibkan. Ia memutuskan pergi supaya kita bebas. Ia ingin membebaskan kita dari belenggu dosa. Ia rela mati, asalkan manusia selamat. Ia rela disalibkan, yang penting manusia bebas dari dosa. Let me go, let my people free!. "Biarkanlah saya pergi. Biarkanlah bangsaku bebas."

2. Kita belajar untuk tampil sebagai orang beriman yang setia, tidak bersungut-sungut di belakang-belakang, tidak muka-belakang, tidak bermain dua kaki, tidak bersembunyi dibalik mayoritas. Kita belajar untuk bertahan dalam cobaan hidup. Kita juga belajar untuk menerima salib dan derita hidup sebagai bagian dari salib dan derita Kristus.

3. Hidup memang menantang, tetapi dalam hidup, jangan mencari salib, jangan menciptakan salib. Kita memang tidak mau mencari salib tetapi, bila akhirnya kita harus mengalami salib sebagai bagian dari iman kita akan Kristus, maka terimalah dan nikmatilah itu. Jangan lari dari salib, jangan sembunyi dari salib, jangan menghindar dari salib, terimalah dan nikmatilah sebagai bagian dari pemurnian diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun