Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

SNMPTN Bukan Segala-galanya, Banyak Jalan Menuju Kampus

24 Maret 2021   14:24 Diperbarui: 24 Maret 2021   15:00 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar.tirto.id/Pelajar sedang mengikuti SNMPTN

Pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021, telah disampaikan Senin (22/3/2021) pukul 15.00 WIB melalui link pengumuman snmptn.ltmpt.ac.id.

Yang pasti ada yang lulus dan juga ada yang tidak lulus. Itulah konsekwensi dari sebuah seleksi, apa lagi quota yang dibutuhkan terbatas, sementara yang ikut seleksi banyak.

Beruntung saya tidak berada dalam situasi ini. Andaikan saya juga adalah bagian dari adik-adik pelajar yang telah mengikuti seleksi namun tidak lulus, pasti saya memilih dua hal ini.

1. Bila kemauan saya satu yakni kuliah di Perguruan Tinggi Negeri, (PTN) maka saya akan ikut seleksi, di tahun mendatang. Selama setahun saya akan focus pada kertampilan dan kecakapan hidup. Misalnya, kurus komputer, publik speaking, toefl, atau kursus apa saja yang menjadi hobi saya

2. Bila pilihan saya harus kuliah sekarang, ya tinggal mendaftar di Perguruan Tinggi Swasta, (PTS), yang dipandang layak. Masih banyak PTS yang track record-nya baik dan terpercaya.

Menjadi orang sukses, tidak selamanya dilihat dari latar belakang kampus mana kita berasal. Jarang orang bertanya, dari PTN atau PTS? pada prinsipnya, semuanya baik, asal ditekuni.

Saya sendiri dibesarkan dari sekolah swasta. Cuman pendidikan dasar saja yang saya tempuh di sekolah negeri, selebihnya tidak. Tapi saya tidak jauh berbeda dengan teman-teman seangkatan yang mengenyam pendidikan di PTN, kasarnya, "kita semua sama-sama makan nasi."


Kunci keberhasilan tergantung pada diri sendiri. Bagaimana kita tekun dan disiplin, termasuk menyelesaikan pendidikan pada waktunya.

Saya menulis ini, berdasarkan pengalaman, tetapi juga untuk memotivasi adik-adik yang tereleminasi dalam SNMPTN. Bila kita menyikapi kenyataan sebagai kemalangan dalam hidup, yang pasti masa depan akan suram.

Bila kita menyikapi sebagai bagian dari tantangan dan perjuangan yang harus dihadapi maka, saya yakin adik-adik pelajar tidak akan kehilangan akal dan cara untuk berjuang. Bisa dihitung dengan jari, siapa yang dalam hidupnya tak pernah gagal.

Saya ingin memotivasi adik-adik pelajar di manapun berada yang tidak lolos seleksi, ayo terus berjuang, jangan putus asa. Kejarlah masa depanmu. Jangan sampai adik-adik kehilangan semangat dan kehabisan cara untuk perjuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun