Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rumah Besar Belajar Literasi Itu Bernama Kompasiana

22 Maret 2021   16:09 Diperbarui: 22 Maret 2021   16:16 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: kompasiana.com

Mengawali tulisan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada kompasiana, rumah besar literasi karena darinya saya semakin menemukan diri sebagai pegiat literasi.

Sejak 10 November 2019 silam, saya bergabung di grup kompasiana. Awalnya cuman iseng, sekedar menerbitkan puisi. Seiring berjalannya waktu, saya pun mulai belajar dari tulisan teman-teman kompasianer yang lain. Pertanyaan yang muncul di benak saya adalah, mengapa kompasianer yang lain bisa menulis konten non fiksi sementara saya berputar-putar pada puisi melulu?

Puncak dari pergulatan adalah saya memberanikan diri memuat konten tentang humaniora, sosbud, pendidikan, dan konten lainnya yang lebih bernas. Saya tidak peduli, masuk kategori tulisan pilihan, atau artikel utama, yang penting apa yang ada di kepala saya bisa tuangkan dalam bentuk tulisan.

Memang, tujuan utama bukan memenuhi standar kompasiana, tetapi semata-mata menuangkan ide atau gagasan di kepala.

Suatu ketika, tulisan saya terkategori tulisan pilihan. Dari situ saya belajar, menulis harus seperti ini, menarik, aktual, dan kuncinya adalah ada nilai edukasi bagi masyarakat. Akhirnya perlahan-lahan saya pun belajar menulis dengan lebih focus pada tema yang ditawarkan.

Beberapa kali saya ditegur oleh admin K, misalnya tidak menyertakan sumber kutipan, terlalu banyak mengutip, dan bahkan pernah salah satu tulisan saya dikarantina. Saya pun bertanya-tanya, sambil membandingkan dengan tulisan dari kompasianer yang lain. Di situlah saya belajar untuk menampilkan tulisan sesuai tuntutan admin K.

Saya sungguh termotivasi ketika tiga dari sekian tulisan saya masuk dalam kategori artikel utama yakni, Konsep Work From Destination, Idealis tapi Tidak Realistis, Keripik Kulit Pisang dan Batang Pisang ala Umat Paroki Santo Gabriel Kapi, Agats Papua, dan Mengolah Lahan Sawah Tadah Hujan, Atasi Paceklik Pangan Masa Pandemi Covid-19.

Gambar.kompasiana.com
Gambar.kompasiana.com
Inilah yang terus memotivasi saya. Bahkan saya pun memilih tulisan-tulisan yang saya anggap baik dan saya terbitkan dalam bentuk buku dengan judul, "Jalan Pulang." Lumayan, cetakan pertama laris manis dan saya bisa mengumpulkan uang sepuluh juta lebih.

21 Januari 2021, teman-teman pegiat literasi di daerah saya, (Kab. Belu NTT), mendaulat saya menjadi ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Kabupaten Belu, (FTBM Belu).

Ini semua tentunya tidak lepas dari keaktifan saya untuk menulis di kompasiana. Di hadapan teman-teman saya niatkan untuk one day one article di kompasiana hingga saat ini.

Terlepas dari hobi saya yakni mencintai literasi baca tulis, saya juga harus komitmen bahwa menjadi pegiat literasi, tidak hanya sekedar memberi motivasi bagi teman-teman, tetapi harus ditunjukkan dengan melahirkan menulis di media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun