Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Konsep Work From Destination, Idealis tapi Tidak Realistis

8 Januari 2021   17:42 Diperbarui: 11 Januari 2021   05:45 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto.dok.pribadi/Destinasi Wisata Tuamese Timor Tengah Utara/Kefamenanu

Beberapa waktu lalu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mencetuskan konsep wisata untuk para pekerja, yakni work from destination (WFD). Konsep ini memungkinkan para pekerja di sektor digital yang tinggal di kota besar, seperti Jakarta dan Bandung, bekerja di daerah wisata.

Hal ini disampaikan dalam webinar Economic Outlook KAHMI Preneur 2021, pada Minggu (03/01/2021).

Sumber: Sandiaga Kembangkan Work from Destination, Warga Jakarta Bisa Kerja dari Bali (Tempo, (03/01/2021).

Maksud dari bapak menteri adalah ingin menggenjot sektor pariwisata. Saatnya sektor pariwisata terus berinovasi sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Sebenarnya konsep ini cukup ideal, namun bila dicermati konsep WFD, nampaknya sulit untuk direalisasikan, apa lagi situasi ekonomi kita sedang anjlok akibat pandemi covid-19 yang entah kapan berakhir.

Benar bahwa konsep WFD merupakan lanjutan dari penerapan Work From Home, 'Bekerja Dari Rumah.' Saatnya bagi kita untuk tidak lagi membatasi diri di rumah saja tetapi dengan berkeliling ke tempat-tempat wisata, bertemu rekan kerja di kedai kopi, warung-warung sambil bekerja tetapi juga bisa memberikan kontribusi bagi usaha kecil di sekitar.

Persoalannya adalah bila biaya perjalan dibebankan kepada yang bersangkutan, apa mungkin? Sedangkan situasi kita sekarang untuk mengisi perut saja susah.

Semua pada mengeluh, lapar, pendapatan usaha menurun, omzet penjualan menurun karena sepih, banyak karyawan dirumahkan. Pandemi covid-19 memaksa kita untuk tetap di rumah. Saya khawatir WFD berpotensi menambah jumlah penderita covid-19.

Memang, kita sudah menerapkan new normal, tetapi dengan adanya penambahan klaster baru penyebaran virus corona, memaksa kita untuk kembali pada kebijakan dulu, lockdown, diam di rumah, hindari kerumunan, kerja dari rumah.

foto.dok.pribadi/Destinasi wisata Fulan Fehan Atambua/Belu
foto.dok.pribadi/Destinasi wisata Fulan Fehan Atambua/Belu
Sebagai contoh di Provinsi saya NTT, pada masa kepemimpinannya Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat menjadikan pariwisata sebagai program utama, demi kemajuan masyarakat.

Salah satu potensi NTT adalah sektor pariwisata. Itulah alasan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menjadikan sektor pariwisata menjadi prioritas program kerja yang dilaksanakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun