Mohon tunggu...
Cristin Chandra
Cristin Chandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Communication Science 19' UAJY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Masa Kejayaan Wanita Baru Dimulai!

23 Maret 2021   14:38 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:25 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terpikir dibenak kalian ketika diminta untuk mendeskripsikan sosok wanita hebat? 

Mungkinkah kalian akan mendeskripsikan ibu kalian? Atau kalian akan mendeskripsikan idola wanita kalian? 

Pendeskripsian mengenai sosok wanita hebat tentu akan berbeda-beda pandangannya tiap orang. Sama seperti definisi wanita hebat yang dikemukakan oleh Isyana Sarasvati dan Raisa Andriana (republika.co.id). Isyana Sarasvati mendefinisikan wanita hebat sebagai sosok yang dapat menjadi diri sendiri, apa adanya ditengah banyaknya stereotipe mengenai wanita ideal. Sedangkan menurut Raisa Andriana wanita hebat adalah wanita yang terus berjuang untuk mewujudkan impiannya tanpa menyerah. Kalau menurut saya wanita hebat adalah wanita yang dapat menyelesaikan dan membantu segala masalah yang pernah ditemuinya.

Sumber: deviantart.com
Sumber: deviantart.com

Perjuangan R. A. Kartini

Berbicara mengenai 'wanita', tentu kita tidak akan lupa dengan perjuangan Raden Ajeng Kartini untuk menegakkan emansipasi wanita dimasa penjajahan Belanda. Dulu, kaum perempuan tidak memiliki kebebasan. Maka dari itu, setelah R.A Kartini menikah dengan bupati Rembang yaitu K. R. M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, ia diberikan kebebasan oleh suaminya dan bahkan suaminya mendukung untuk dia mendirikan sekolah khusus wanita. Tujuan beliau mendirikan sekolah itupun agar rakyat biasa dalam hal ini adalah perempuan memiliki pendidikan yang sama seperti kaum laki-laki sehingga mereka juga dapat berkembang bukan hanya kaum bangsawan saja yang berkembang (vredeburg.id).

Era sekarang, kesetaraan gender sudah cukup membaik, karena dapat dilihat bahwa pada masa Presiden Jokowi-JK ada beberapa menteri perempuan yang masuk dalam Kabinet Kerja (2014-2019) seperti Rini Soemarno, Siti Nurbaya, Puan Maharani, Nila F Moeloek, Khofifah Indar Parawansa, Yohana Yembise, Retno LP Marsudi, dan Susi Pudjiastuti (liputan6.com). Artinya, derajat kaum perempuan mulai diangkat sehingga kaum perempuan tidak diidentikkan lagi dengan kelemahan. Dapat diambil contoh dari salah satu menteri Kabinet Kerja diatas, yaitu Susi Pudjiastuti yang terkenal dengan sosok humble dan pemberaninya. Ia bahkan telah sukses menjadi pengusaha eksportir hasil laut dan ia juga telah memiliki maskapai penerbangan sendiri yaitu Susi Air.

Contoh diatas merupakan bentuk dari perubahan sosial. Mengapa? 

Karena menurut Gillin dan Gillin (dalam Marius, 2006) perubahan sosial merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Artinya, emansipasi wanita telah menjadi salah satu cara hidup yang telah diterima oleh masyarakat sekarang ini, karena perlahan wanita sudah mulai diterima di bangku pemerintahan. Dan bahkan, cara kerjanya juga dapat diapresiasi di dalam pemerintahan karena mereka bekerja dengan sungguh-sungguh dan menghasilkan prestasi.

Di dalam teori perubahan sosial, ada pula beberapa teori pendukung seperti teori evolusi, teori konflik, teori fungsionalis, dan teori siklis. 

Teori yang cocok untuk digunakan membahas masalah mengenai emansipasi wanita adalah teori konflik karena teori ini memiliki fokus yaitu masyarakat yang akan berubah, komponen masyarakat yang menunjang perubahan masyarakat, masyarakat akan berada dalam ketegangan dan konflik, dan yang terakhir adalah kestabilan sosial akan tergantung dari tekanan terhadap golongan satu dari golongan yang lainnya.

Terlihat jelas perubahan yang dulunya perempuan tidak memiliki kebebasan dalam hal pendidikan sekarang perlahan berubah, perempuan bebas menempuh pendidikan setinggi-tingginya dan bekerja di tempat manapun mereka suka. Namun, terkadang masalah pendidikan juga dapat menjadi konflik karena pasangannya (laki-laki) tidak setara atau tidak lebih tinggi dari perempuan sehingga keluarga laki-laki malu ingin menikahi mereka. Sehingga pihak keluarga malu untuk menikahkan anaknya. Ada lagi konflik mengenai permasalahan pemimpin perempuan, yang menganggap bahwa perempuan tidak dapat memimpin, perempuan tidak tegas dalam mengambil keputusan, dsb. Konflik tersebutlah yang membuat munculnya gerakan feminisme, yang mana gerakan tersebut dibuat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.

Itulah contoh nyata yanga ada di Indonesia yang mungkin dapat menginspirasi banyak wanita diluar sana agar kita sebagai wanita tidak perlu merasa takut untuk memimpin sesuatu. Kita harus membuktikan bahwa kita bisa, kita mampu, kita sanggup!

Daftar Pustaka

Anjani, P. T. (2018). Jadi Kartini Masa Kini, Ini Dia 7 Wanita Indonesia Sukses yang Menginspirasi, dari Surabaya Ada Lho. Diakses pada 21 Maret 2021 dari https://jatim.tribunnews.com/2018/04/21/jadi-kartini-masa-kini-ini-dia-7-wanita-indonesia-sukses-yang-menginspirasi-dari-surabaya-ada-lho?page=4

Marius, J. A. (2006). Perubahan Sosial. Jurnal Penyuluhan, 2(2), h. 125-132. Diakses dari http://ithh.journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/2190/1219

Putra, Y. M. P. (2019). Definisi Wanita Hebat Menurut Raisa dan Isyana. Diakses pada 21 Maret 2021 dari https://www.republika.co.id/berita/pz45l7284/definisi-wanita-hebat-menurut-raisa-dan-isyana

Sunariyah. (2014). Ini 8 Menteri Perempuan di Kabinet Kerja Jokowi-JK. Diakses pada 21 Maret 2021 dari https://www.liputan6.com/news/read/2124743/ini-8-menteri-perempuan-di-kabinet-kerja-jokowi-jk

Vredeburg.id. (2018). Sekolah Kartini. Diakses pada 21 Maret 2021 dari https://vredeburg.id/id/post/sekolah-kartini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun