Mohon tunggu...
Kosasih Ali Abu Bakar
Kosasih Ali Abu Bakar Mohon Tunggu... Dosen - Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Penguatan Karakter

Baca, Tulis, Travelling, Nongkrong, Thinking

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gandhi, Sang Toleran Saleh-Anti Kekerasan

14 Januari 2023   08:00 Diperbarui: 15 Januari 2023   04:50 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mahatma Gandhi adalah seorang tokoh besar pejuang kemerdekaan India tanpa menggunakan kekerasan dan menjunjung tinggi hak azasi manusia. Seorang tokoh penyatu antara kelompok Hindu dan Islam  serta India secara keseluruhan sekaligus seorang tokoh agama hindu yang begitu bangga dengan agamanya. Ia adalah seorang mahaguru, sesuai dengan penyematan nama Mahatma yang artinya berjiwa besar, sebuah penghargaan kepadanya.

Selain tokoh dalam perjuangan kemerdekaan India, Gandhi adalah tokoh toleransi dan pluralisme dengan rasa bangga dengan apa yang ada pada dirinya sendiri. Mahatma Gandhi juga menjadi inspirasi bagi banyak pejuang kemerdekaan dari kolonialisme pada zamannya, bahkan founding father kita, Bung Karno.

Sebenarnya, banyak sisi dari hidupnya yang bisa dipelajari, pemikirannya dan tindakannya. Bahkan, masih relevan hingga saat ini. Sebuah masa yang penuh ketidakpastian dan gejolak ini.

Sudah banyak tulisan tentang Gandhi. Hal yang paling menarik adalah ia membaktikan dirinya demi membangun sebuah peradaban India, bahkan mempengaruhi dunia berbasiskan pemikiran dari agamanya, yaitu Hindu, tapi ia orang terbuka yang juga mau mempelajari agama lain. Ia adalah seorang yang saleh menurut agamanya, sekaligus mampu menjadikan kesalehannya membangun nilai toleransi yang luar biasa. Kesalehannya telah membangun sebuah keharmonian dalam membangun sebuah perdamaian dan kebaikan bagi lingkungannya.

Nilai toleransi seorang Gandhi diawali dengan perlakuan rasis atau intoleransi yang diterimanya sebagai bagian komunitas India di Afrika Selatan pada tahun 1907. Tapi hal itu malah menginspirasinya menjadi seseorang yang bisa menjembatani perbedaan-perbedaan pada manusia guna membangun sebuah perdamaian dan kemerdekaan (baca: peradaban bebas dari kekerasan).

Tidak hanya itu, perjuangan dari Gandhi juga berbasis anti kekerasan. Hal ini menjadi sebuah kekhasan dari Gandhi dan kemudian menjadi inspirasi banyak pejuang kemerdekaan lainnya, Satya Graha, perlawanan tanpa kekerasan dalam melakujan perubahan. Kebenaran itu akan menjadi kekuatan, perlawanan dilakukan tanpa kekerasan tapi melalui pembangkangan sipil dan non-kooperatif. Selain itu, terdapat juga ajaran Aparigraha, sebuah sikap kesederhanaan. Ahimsa, tindakan anti kekerasan kepada segala sesuatu yang hidup. Dan swadeshi, artinya berdiri di atas kaki sendiri.

Pemikiran-pemikiran Gandhi ini amat berpengaruh, hal ini lebih disebabkan oleh situasi dan kondisi pada waktu itu dimana banyak gerakan-gerakan anti kolonialisme dan nasionalisme di berbagai belahan dunia. Ketika kolonialisme yang superior dengan kekuatan ideologi dan kontrolnya (baca: senjata dan ekonomi) dan yang terjajah dengan segala kelemahannya. 

Hamka mencatat jika Gandhi adalah orang yang saleh dan taat dalam agamanya. Ini terlihat ketika anaknya memeluk agama Islam, ia memperlihatkan kekecewaannya dengan berpuasa. Sikap ini pun termanifestasi dengan tindakan puasanya ketika pecah antara India dan Pakistan oleh Inggris yang berakibat kepada kekerasan terhadap kaum muslim. Setiap ketidakpuasan dan kekecewaan orang saleh ini kemudian dicurahkan dengan puasa. Ia bahkan terbunuh karena pembelaannya tersebut oleh kaum agama hindu yang ekstrem.

Perlakuan-perlakuan intoleransi terhadap orang kecil dan sederhana yang berjiwa besar ini tidak menjadikannya kemudian membalas terhadap orang lain sama seperti yang diterimanya. Tidak menjadikan dirinya kerdil atau mendendam. Tapi kemudian mentransformasi semua sebagai potensi atau kekuatan tersebut menjadi sebuah gerakan perlawanan ide intoleransi tersebut dengan pemikiran anti-kekerasan, religius, hidup sederhana, penghargaan kepada hidup dan anti penjajahan.

Gandhi, orang kecil dan sederhana yang berjiwa besar itu adalah sosok luar biasa. Sikap toleransinya tidak kemudian menjadikannya sosok yang bias dalam berkeyakinan. Sehingga tidak ada kepura-puraan dalam setiap sikap dan langkahnya, berdasarkan kepercayaannya sebagai seorang Hindu. Pemikiran Gandhi yang kemudian menjaga kekuatan toleransi di India hingga kini.

Gandhi berhasil menggerakkan setiap potensi yang ada padanya untuk memperjuangkan keyakinannya tanpa kekerasan dan memperlihatkan nilai kesalehannya dalam menghadapi kekecewaan dengan mendekati diri kepada Tuhan (berpuasa). Gandhi telah memperlihatkan jika kebaikan dan anti-kekerasan itu bisa menang, setiap nyawa itu berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun