Mohon tunggu...
Kosasih Ali Abu Bakar
Kosasih Ali Abu Bakar Mohon Tunggu... Dosen - Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Penguatan Karakter

Baca, Tulis, Travelling, Nongkrong, Thinking

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penguatan Karakter di Kalangan Milenial

20 November 2022   20:00 Diperbarui: 20 November 2022   20:24 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penguatan Karakter di Kalangan Milenial

Orang sering bertanya terkait permasalahan karakter di Indonesia yang dianggap masih belum "pas" penanganannya. Mas Menteri pada era kepemimpinannya kemudian menjawab dengan Pusat Penguatan Karakter. Lembaga ini sebagai sebuah pusat yang khusus dibentuk untuk menguatkan karakter peserta didik di seluruh Indonesia.

Mas Menteri dalam membentuknya mempunyai sebuah tujuan yang amat simple, yaitu menjadikan Pusat Penguatan Karakter sebuah pusat yang mrelakukan pendekatan berbeda karena peserta didik saat ini adalah kalangan milineal atau generasi Z. Pendekatan yang dilakukan melalui penyebarluasan konten melalui media sosial.

Kemudian, tema atau pesan dari konten yang akan diusung juga amat menarik, yaitu penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan 6 dimensinya. Bila diperhatikan maka ke enam dimensi tersebut merupakan perpaduan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan mempersiapkan generasi muda kita dengan kecakapan abad 21 atau sering kali disebut dengan 21st century learning skill. Selain penguatan, maka tema atau pesan lain yang diusung adalah pengentasan 3 (tiga) dosa besar pendidikan, yaitu perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual.

Ke dua tema besar itu sesungguhnya sejalan dengan rapor pendidikan yang disusun oleh Kemendikbudristek. Penguatan Profil Pelajar Pancasila itu akan diukur outcomenya oleh Indeks Karakter, sedangkan pengentasan 3 dosa besar akan dilihat melalui Indeks Keamanan Sekolah.

Selain itu, dalam Rapor Pendidikan juga didukung oleh Indeks Inklusivitas yang berhubungan dengan perundungan, Indeks Kebinekaan yang berhubungan dengan intoletansi, dan Indeks Kesetaraan Gender berhubungan dengan kekerasan seksual. Walaupun ketiganya bisa saling berhubungan satu sama lain.

Strategi yang dilakukan oleh Pusat Penguatan Karakter dalam implementasinya, selain melalui penyebarluasan konten pada media sosial juga melalui pemberdayaan ekosistem pendidikan.

Hal yang ingin dicapai dengan menggunakan penyebarluasan konten di media sosial adalah menyadari (aware) pentingnya dimensi-dimensi pada Profil Pelajar Pancasila dan berbahayanya 3 dosa besar pendidikan. Setelah aware, secara aktif mereka yang terpapar konten akan mencaritahu sendiri dalam rangka memahami dan kemudian melakukannya. Pemberdayaan ekosistem pendidikan yang dibangun melalui komunitas pada dasarnya adalah pembentukan jangkar-jangkar pendamping dari peserta didik yang terpapar tadi.

Pola ini, pada dasarnya diharapkan dapat memantik kesadaran internal untuk active learning sekaligus kolaborasi dengan ekosistem pendidikan. Pola seperti ini dianggap lebih cocok bila sasarannya adalah generasi milineal dan Z yang menjadi mayoritas peserta didik.

Pusat Penguatan Karakter dalam kebijakannya juga berupaya berbasiskan kajian dalam produksi dan penyebarluasan konten yang dilalukan, selain melakukan monitoring dan evaluasi.

Akhirnya, hal yang perlu dipahami bersama adalah penguatan karakter tidak mungkin hanya dilakukan oleh Puspeka, akan tetapi juga oleh seluruh unit utama di lingkungan Kemendikbudristek dan seluruh stakeholder pendidikan pada ekosistem pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun