Mohon tunggu...
Kosasih Ali Abu Bakar
Kosasih Ali Abu Bakar Mohon Tunggu... Dosen - Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Penguatan Karakter

Baca, Tulis, Travelling, Nongkrong, Thinking

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Titik Temu Amerika dan China: Mengakui Perubahan dan Dialog (Bag. 2)

30 Oktober 2022   07:29 Diperbarui: 30 Oktober 2022   07:45 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tengah pro dan kontra terhadap Amerika, Amerika masih menjadi tujuan mimpi dari banyak orang. American Dream, menawarkan bila di Amerika setiap orang bisa mencapai mimpinya. Tidak hanya itu, mereka yang akan berkuliah atau menempuh study, Amerika merupakan salah satu tujuan faovirt, khususnya pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak usah jauh, anak saya setelah lulus dari S1-nya pada awalnya ingin ke Oxford University, tapi kemudian berubah ke Stanford University. Walau saya sendiri sarankan ada alternatif ke Tsinghua University di China.

Kembali, Amerika harus mengerti jika China harus mengelola rakyat yang besar, hampir 1,2 milyar orang. Orang China lebih paham tentang karakter orang China. China dalam sejarahnya selalu dipenuhi dengan konflik di internal mereka, dari kisah 3 kerajaan, perang candu dan the, perjanjian Hongkong, kisah Shanghai, dst. Bahkan pertempuran antara kapitalis dan komunisme yang dimenangkan oleh komunisme. Tidak hanya itu, China juga sempat menutup diri mereka dari dunia luar dalam beberapa dekade untuk melakukan pemulihan diri dari pertikaian  yang berkepanjangan dengan kelebihan dan kekurangannya.

Tidak berbeda dengan China, Amerika juga mempunyai sejarah konflik perang saudara yang hampir saja membelah Amerika. Isu rasis juga menjadi masalah besar di Amerika, bahkan hingga kini masih dirasakan. Juga terkait dengan isu imigran. Belum lagi bicara tentang suku native Amerika, suku Indian, dst. Di dalam negara demokrasi seperti Amerika masih ada kasus-kasus rasisme bahkan terkesan ada kelas di sana. Tentunya ini lebih paham bagi yang pernah tinggal di Amerika.

Namun, dengan inovasi system yang dillakukan, fakta jika China berhasil menguasai perekonomian dunia dan penguasaan serta inovasi teknologinya juga melesat dengan cepat, serta militernya, mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. China menjadi negara raksasa yang berhasil menggunakan populasinya sebagai senjata untuk menyerap semua ilmu yang ada di barat. China berhasil mengembangkan kemandiriannya dengan cara yang elegan ditengah isu pencurian teknologi, penjiplak, dst. 

Tapi, jika melihat sejarah, ntah itu Jepang maupun Korea Selatan semua adalah negara penjiplak yang kemudian melakukan inovasi. Iptek itu tidak bisa berdiri sendiri, perkembangan teknologi saat ini tidak terlepas dari pengetahuan Yunani, Islam, Eropa, Amerika, dan mulai mengarah ke negara-negara Asia Pasifik, khususnya Asia Timur dan India.

Dalam persaingan global, bagi Amerika dan sekutunya, China merupakan ancaman hegemoni global mereka. Ini sah-sah saja. Dalam bidang perekonomian dunia, keinginan China dan Rusia serta negara-negara berkembang lainnya yang menginginkan nilai tukar tidak hanya menggunakan dolar Amerika merupakan sebuah ancaman nyata. Selama ini, Amerika dan sekutunya bisa menekan penggunaan dolar karena perdagangan internasional dan system keuangan dunia masih dikuasainya. Tapi dengan kekuatan ekonomi China yang terintegrasi dengan system mereka, maka menjadi sulit. Sebagai contoh, Rusia saja kemudian di banned dari system keuangan dunia, Rusia tetap eksis, karena masih ada system-sistem lain yang bisa digunakan Rusia.

Dalam bidang tenologi, perkembangan TIK dan internet telah menghilangkan sebutan jika penguasa informasi adalah penguasa dunia. Saat ini informasi bukan menjadi barang mahal, bahkan menjadi bias karena melimpah ruahnya informasi. Setiap orang bisa melakukan analisis pada big data yang ada. Kunci penting lainnya adalah teknologi nuklir yang tidak hanya dikuasai Amerika dan sekutunya. Satu-satunya penyatu teknologi adalah teknologi luar angkasa.

Putin seringkali mengatakan jika tatanan dunia akan berubah, ketika Amerika dan sekutunya tidak lagi memimpin dunia. Ukraina jika dilihat dari sisi politik hanya bidak saja. Alih-alih mempercepat perang dengan memakan korban yang besar dan kemudian dijadikan sebagai isu mengisolir Rusia, maka yang terjadi adalah perang berkepanjangan yang menjadi ajang dalam perang pengaruh dunia. Hemat saya, walau dengan segala retorika Amerika dan Barat, mereka tidak akan mau ada masalah di Taiwan seperti yang kemudian terjadi di Ukraina.

Salah satu faktor penting untuk titik temu adalah Amerika dan sekutunya harus mau mengakui dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini dengan seprofeesional mungkin. Ada perubahan tatanan dunia pada bidang perekonomian dan teknologi. Kesamaan akses pada informasi dan semakin meratanya mutu pendidikan di dunia serta penguasaan teknologi akan menjadikan dunia ini semakin “equal”. Kemudian, setiap negara berhak mengembangakan dirinya sesuai dengan karakternya masing-masing.

Bila ini tidak dilakukan, maka Amerika dan sekutunya akan semakin kehilangan hegemoninya secara kultural dan emosional. Hegemoni yang ada hanya karena ketakutan terhadap perekonomian dan teknologi atau keamanan. Karena hal tersebut pada masa mendatang menjadi kekuatan Amerika dan sekutunya, mau tidak mau, ekonomi dan teknologi akan terpecah-pecah hegemoninya. Bila ini juga hilang maka Amerika dan sekutunya akan kehilangan banyak hal.

Menjadi catatan penting, ketika mengakui perubahan, artinya mau berdiri sama tinggi, mau berbagi. Artinya tidak ada lagi pemaksaan kehendak. Hegemoni Amerika dan sekutunya atau oligarki yang menguasai dunia saat ini harus mau menurunkan egonya dan bicara tentang perubahan yang terjadi. Dalam dunia perang, jika kekuatan hanya berbeda sedikit, maka dialog lah yang dilakukan bukan melakukan bargaining dengan kekuatan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun