Mohon tunggu...
Kosasih Ali Abu Bakar
Kosasih Ali Abu Bakar Mohon Tunggu... Dosen - Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Penguatan Karakter

Baca, Tulis, Travelling, Nongkrong, Thinking

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Titik Temu Amerika dan China: Isu Teknologi dan Ekonomi (bag. 1)

29 Oktober 2022   07:50 Diperbarui: 30 Oktober 2022   08:12 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Titik Temu Amerika dan China: Faktor Ekonomi dan Teknologi (Bag. 1)

Dalam pidato resminya setelah terpilih menjadi Presiden China, dalam politik luar negerinya, ia menekankan pentingnya mencari titik point sebuah hubungan dengan Amerika Serikat.

Bila kita lihat, secara pemerintahan China tidak menginginkan adanya konflik langsung dengan pemerintah Amerika. Pada tingkat masyarakat, interaksi antara warga negara China dan Amerika cukup intens. Walau demikian, Pemerintah China dengan tegas mengatakan jika urusan di dalam negerinya agar jangan dicampuri. Khususnya Taiwan.

Bagi pengkritisi China, seringkali dikatakan mereka melalukan kooptasi perekonomian melalui hutang. Kemudian permasalah investasi yang selalu dikaitkan dengan tenaga kerja dari negaranya sendiri.  Hal yang juga sering mengemuka adalah komunisme pada negara-negara yang trauma dengan sejarah perebutan kekuasaan di masa lalu.

China, seringkali dikatakan sebagai negara yang paling berpotensi mengalahkan Amerika pada bidang ekonomi. Untuk bidang Artificial Intelligence bahkan dikatakan segera China mengalahkan Amerika. Begitu juga militernya, untuk bidang roket bersama Rusia sudah mengalahkan Amerika.

Politik luar negeri Amerika hingga saat ini juga jelas. Dalam pidatonya di Stanford, Blinken mengungkapkan beberapa hal kenapa Amerika harus berkontribusi kepada dunia. Tatanan berbasis aturan berdasarkan nilai-nilai Amerika. Inilah yang seringkali kemudian dikritisi oleh lawan-lawan Amerika, seperti Rusia.

Bagi lawan-lawan Amerika, seringkali negara adidaya ini dikatakan bermain dua kaki, atau politik double standard. Semuanya diperuntukkan untuk kepentingan Amerika pada ujungnya. Amerika sendiri merupakan negara yang banyak menempatkan tentaranya di luar negerinya.

Bagi pengkritisi, mereka melihat Amerika dan sekutunya menciptakan Ukraina sebagai lawan di halaman depan Rusia. Begitu juga Taiwan, bagi China. Timur Tengah, kompleks, akan tetapi menjadi tidak menarik ketika Amerika mendapatkan teknologi energi terbarukan yang mereka bisa swasembada sendiri. Saat ini, kepentingan politik Amerika disana hanyalah komunitas Yahudi saja dan pengaruh geopolitik.

ASEAN sesungguhnya menjadi penting, ini juga tidak terlepas dari posisi strategis dari Laut China Selatan. Transportasi laut itu jauh lebih murah dibandingkan dengan darat. Selain potensi kelautan dan SDA di sana.

Hal yang menarik dari ASEAN, pengaruh Amerika dan sekutunya secara geopolitik lebih besar disana. Walaupun secara ekonomi China mulai menunjukkan taringnya. Masyarakat ASEAN juga sama, kecenderungan mereka lebih kepada Amerika dan sekutunya secara kultural, tapi secara genetika lebih dekat ke China. Bisa dikatakan, masyarakat ASEAN dekat kepada dua kekuasaan itu pada tempatnya masing-masing.

Dari pembahasan di atas, bisa dikatakan jika ada 2 faktor yang menjadi penting saat ini dalam interaksi dunia. Ekonomi dan Teknologi, sesungguhnya tidaklah lagi kepada ideologi atau keyakinan. Dunia bergeser.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun