Mohon tunggu...
Kosasih Ali Abu Bakar
Kosasih Ali Abu Bakar Mohon Tunggu... Dosen - Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Penguatan Karakter

Baca, Tulis, Travelling, Nongkrong, Thinking

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Etika Dunia Maya

27 Agustus 2022   19:10 Diperbarui: 27 Agustus 2022   19:22 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan dunia virtiual atau maya. Seiring dengan semakin banyaknya kita berinteraksi dan aktif dalam dunia maya, maka perlu ada etika di dunia tersebut.

Media sosial atau dunia maya sudah merupakan bagian penting dari kehidupan kita semua. Bahkan, diakui atau tidak diakui dunia maya telah membentuk diri kita semua.

Hingga saat ini, etika kita dalam dunia maya masih belum terbentuk dengan baik. Pemerintah hanya mengaturnya dalam UU ITE saja, itupun lebih kepada permasalahan pencemaran nama baik dan hoaks. Tapi belum kepada etika.

Sebenarnya, memang bukan tugas pemerintah untuk membangun etika di media sosial, bahkan memberikan hukuman. Etika adalah milik sebuah komunitas, sehingga hukumannya pun adalah sanksi sosial dari sebuah komunitas.

Hal yang juga perlu dipahami, jika media sosial itu merupakan dunia maya, berbeda dengan dunia nyata. Semua memahami jika nilai atau norma sosial itu adalah sama di dunia nyata dan dunia maya, akan tetapi perlu juga dipahami jika ada perbedaan antara karakter dunia nyata dan dunia maya.

Pada dunia maya, tidak ada interaksi nyata secara fisik, bahkan ketika virtual reality dan augment realitiy bisa menciptakan dunia "seperti" lebih nyata. Itu semua tidak akan pernah menjadikan keduanya "sama".

Oleh karena itu, peran regulasi untuk menegakkan etika perlu dilakukan. Ini juga menjadi penting sebagai kesiapan menghadapi komunitas 5.0. yang akan terbentuk dengan lebih luas lagi di masa mendatang.

Menjadi pertanyaan, sejauh mana perumusan dan formula etika di media sosial dapat dilakukan? Apakah itu malah tidak menjadi bumerang untuk kita semuanya. Bila di dunia maya ada polisi-polisi yang bisa memberikan hukuman secara fisik, lantas apakah di dunia maya akan ada polisi-polisi dunia maya dan hukumannya seperti apa?  

Bila kemudian hukumannya di bawa kembali kepada dunia nyata, bayangkan bagaimana crowded dan complicatednya masalah  hukum di dunia nyata ini.

Bila mengembalikan ke dasar, etika itu sesungguhnya dibuat oleh komunitas sosial, hanya saja pada dunia maya yang dimaksud dengan komunitas juga maya.

Untuk membangun etika, ada satu hal yang perlu dipastikan, yaitu identitas. Perlu ada kejelasan identitas pada dunia maya dan nyata, ini adalah point penting utama. Seseorang yang bisa masuk ke dunia maya, harus dipastikan betul identitasnya dan keterhubungannya dengan dunia nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun