Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ironis, 7 dari 9 Anak Kelas 5 di Sebuah SD Merokok Secara Aktif

29 November 2019   13:47 Diperbarui: 29 November 2019   19:33 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pinterest.com oleh Chelle Rogers

Ternyata setelah saya melakukan sedikit browsing, fenomena merokok di kalangan anak SD ini sudah banyak sekali diberitakan. Astaga, ini dunia yang berubah terlalu cepat, atau saya yang kurang banyak main?

Ada satu kenangan yang teringat oleh saya ketika saya masih SD juga. Bapak adalah guru SMP, beberapa muridnya sering nongkrong di belakang warung mie dekat rumah kami. 

Pernah sekali saya membeli mie di warung tersebut dan ada anak yang saya kenal sebagai murid bapak sedang merokok, anak ini otomatis mematikan rokoknya dan meminta saya untuk tidak melapor ke bapak.

Saya lupa, apakah akhirnya saya ngasih tahu bapak atau tidak, tetapi ingatan ini tiba-tiba terlintas saat saya memikirkan alangkah bedanya pandangan anak-anak ini terhadap rokok, dengan masa saya sekolah dulu.

Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah dan LSM untuk menurunkan angka perokok aktif di negara kita. Di antaranya membatasi jam tayang iklan rokok, memberikan peringatan dan gambar menakutkan di bungkus rokok, melarang rokok menjadi pembiaya di kegiatan sekolah, melarang baliho rokok di sekitas sekolah, dan bahkan yang membuat heboh melarang perusahaan rokok menyelenggarakan seleksi untuk pemain bulu tangkis muda.

Tetapi, apakah kita benar-benar mengetahui apakah semuanya itu sudah efektif? Jangan-jangan selama ini yang disasar hanya sekolah di perkotaan, tanpa menyadari bahwa di desa-desa ternyata semua yang mereka lakukan itu tidak ada artinya. 

7 dari 9 merokok secara aktif. Kalau satu atau dua mungkin mereka badung, tetapi sebanyak itu? Menurut saya pribadi itu kejadian luar biasa.

Apakah ini pengaruh mudah dan murahnya rokok untuk diperoleh? Bisa jadi. Mereka bisa membeli rokok secara eceran dengan uang jajan mereka yang berkisar 5000-1000 ribu sehari. 

Yang saya sesalkan adalah penjual rokok di warung yang mengijinkan mereka membeli untuk diri sendiri dan nongkrong di warung sambil merokok.

Lalu, apakah kenaikan cukai rokok yang mulai diberlakukan tahun depan akan memberikan pengaruh? Memang jika sudah menyangkut ekonomi sudah sulit berdebat mana yang baik dan mana yang tidak.

Pengalaman ini benar-benar membuka mata saya. Larangan membahas rokok di kalangan anak sekolah dasar dengan asumsi membuat mereka penasaran, atau membatasi info mereka terhadap rokok ternyata bukan cara pencegahan yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun