Mohon tunggu...
Cornelia Saphira Evani
Cornelia Saphira Evani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta

Mahasiswa Jurnalistik di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Penjual Cilok Ayam Keliling Berjuang di Tengah Pandemi

2 Juli 2021   08:41 Diperbarui: 2 Juli 2021   09:10 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Pak Bosin sedang memasukan cilok ke dalam plastik / Dokumen : Cornelia

Dibawah panas matahari yang mulai menyengat, ada seorang pria memakai kemeja batik, topi hitam bertuliskan FSI,  tas selempang berwarna abu-abu dan masker batik hitam sedang berjalan sambil mendorong gerobak berwarna biru untuk mencari nafkah.

Pria ini berusia 69 tahun dan akrab disapa dengan Bosin, ia adalah seorang penjual cilok ayam keliling di daerah Arco, Citayam. Ia berkeliling tidak menggunakan kendaraan tetapi dengan berjalan kaki.

Di tengah pandemi covid-19 yang sedang meningkat, Bosin tetap mencari nafkah untuk keluarganya, padahal usianya tidak lagi muda. Terlebih usianya sekarang terlalu rentan terpapar virus yang membahayakan saat ini.

Bosin mulai menjalani aktivitasnya pukul 8 pagi, sambil mendorong gerobak berwarna biru yang bertuliskan cilok ayam Gurilem dari rumahnya yang berada di Ragamukti, Citayam, Tajur Halang, Kabupaten Bogor. Saat ini ia tinggal dengan istri dan keempat anaknya.

"Saya berangkat dari rumah jam 8, paling selesai keliling sekitar jam 5 sore. Muter aja dari Arco sini terus Kali Putih, Tajur Halang lewat jalan tengah nanti nembus di Ragamukti sekalian pulang" kata Bosin pada Selasa (29/06/2021).

Bosin menjadi penjual cilok ayam keliling ini sudah tiga tahun, sebelumnya ia adalah penjual es keliling. Ia beralih dari penjual es menjadi penjual cilok dikarenakan ia sudah tidak kuat untuk mendorong gerobak es yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan gerobak ciloknya.

"Ini saya jualan cilok baru tiga tahun, tadinya jualan es tapi gerobaknya kan lebih besar ya dari ini, saya juga udah tua gak kuat kalo buat dorong gerobak es tiap hari, " kata Bosin

Tiap hari ia berkeliling menyelusuri jalan berkisar 7 kilometer, di kawasan Arco, Kali Putih, Tajur Halang, hingga Ragamukti.

Pendapatan dari menjual cilok ayam ini tak seberapa dengan lelahnya berjalan sambil mendorong gerobak. Tetapi Bosin tak punya pilihan lain, ia tetap harus mencari nafkah untuk keluarganya.

Terlebih saat ini pandemi covid-19 sedang meningkat kembali, membuat pendapatannya menjadi turun drastis.

"Ya kondisi saya sekarang sedih kalo diceritain, apalagi pandemi lagi naik takut kena soalnya usia saya juga udah tua, ya tapi apa boleh buat. Kalo ga jualan gimana mau makan" ungkap Bosin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun