Mohon tunggu...
Cornelia MariaRadita
Cornelia MariaRadita Mohon Tunggu... Lainnya - Masih Mahasiswa

Selamat Membaca! :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tak Melulu Soal Cinta, "Love for Sale 2" Juga Ajarkan Hidup Bijaksana di Tengah Masyarakat

25 November 2020   21:56 Diperbarui: 26 November 2020   12:31 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: via kumparan.com

Kriteria yang muluk-muluk terhadap perempuan masih sering ditemui. Hal ini seolah hanya perempuan yang harus menyesuaikan diri dan laki-laki tinggal menerima sesuai yang diinginkan.

Bahkan terkadang sesama perempuan sendirilah yang membentuk suatu pengkotak-kotakan terhadap perempuan lain. Sebagai contoh kita bisa melihat apa yang dilakukan ibu Ican, di mana ia memberi standar terhadap wanita yang layak untuk buah hatinya yang semuanya adalah laki-laki.

Namun di sisi lain, film ini seolah menyadarkan masyarakat bahwa patokan-patokan yang terbentuk supaya menjadi wanita yang baik tidak semuanya dapat dibenarkan. Sosok Arini yang sebenarnya hanya memenuhi pesanan untuk bersikap sedemikian rupa mengajak masyarakat untuk dapat membuka mata, hati dan pikiran terhadap bias gender yang masih terus terjadi.

Kita tidak akan pernah tahu apa yang dipikirkan orang lain jika kita tidak mau belajar dan berusaha untuk mengenal lebih. Love for Sale 2 ingin mengajak kita untuk sadar bahwa tatanan hierarkis non-formal yang terbentuk dalam masyarakat tidak selalu benar.

Hidup di tengah masyarakat yang setiap pribadinya berbeda membuat kita harus dapat bersikap bijaksana. Untuk itu, perihal baik dan buruk, layak dan tidak layak tentu tidak dapat dipukul rata. Hidup akan lebih indah jika antar manusia bisa belajar untuk mengerti satu sama lain.

Referensi:

Subandi, Z. E., & Sadono, T. P. (2018). Komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi dalam media baru di Indonesia (Ekonomi politik komunikasi Vincent Mosco pada Line Webtoon). In National Conference of Creative Industry.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun