Mohon tunggu...
Cornelia MariaRadita
Cornelia MariaRadita Mohon Tunggu... Lainnya - Masih Mahasiswa

Selamat Membaca! :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Simak Jawaban RMOL.ID Mengenai Pentingnya Verifikasi Informasi bagi Media Online

25 Oktober 2020   22:48 Diperbarui: 2 Desember 2020   11:22 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1: Ilustrasi media online. Sumber: metrobali.com

Walau dituntut kecepatan, RMOL selalu berupaya menguji kembali data yang didapatkan melalui pihak-pihak terkait.

Pada Pedoman nomor 2 poin C, disebutkan beberapa informasi yang dapat dipublikasikan tanpa perlu melakukan verifikasi terlebih dahulu, salah satunya jika informasi tersebut adalah peristiwa mendesak yang harus segera disebarkan kepada masyarakat.

Menanggapi peraturan tersebut, Pak Teguh menyatakan bahwa RMOL tetap akan meninjau lebih jauh apa peristiwa mendesak yang terjadi.  Jika peristiwa tersebut mengandung isu yang sensitif, RMOL tetap akan melakukan verifikasi mendalam terlebih dahulu dan tidak mempersoalkan kecepatan.

Berbeda jika isu yang dibawakan sifatnya umum atau sudah menjadi rahasia publik, maka kecepatan dapat dikedepankan. Namun di sini Pak Teguh menegaskan bahwa, bukan berarti meniadakan verifikasi, sebab sebelumnya telah dilakukan verifikasi dan sudah terkonfirmasi melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh sumber.

Manusia tidak luput dari kesalahan. Walau selalu mengedepankan verifikasi informasi, namun pada satu kali RMOL pernah melakukan kesalahan dalam publikasi berita.

Perkara mengenai tuntutan dari relawan PDIP terhadap RMOL dilatarbelakangi oleh salah satu berita RMOL mengenai Saeful Bahri yang mengakui sumber uang untuk suap KPU berasal dari Hasto Kristiantp (Sekjen PDIP).

Tuntutan tersebut dibawa kepada Dewan Pers, yang mana setelahnya sebagai keputusan dari Dewan Pers RMOL dengan berbekal PPMS, RMOL bersedia bertanggungjawab dengan mencabut berita tersebut dan melakukan klarifikasi serta permohonan maaf  terhadap pihak yang dirugikan.

Atas kasus tersebut, saya menanyakan kepada Pak Teguh langsung terkait apa yang terjadi di belakang layar. Pak Teguh mengakui adanya kesalahan dalam publikasi berita tersebut. Selain itu, dijelaskan pula alasan mengapa hal itu bisa terjadi.

Menjadi jurnalis di media online diakui oleh Pak Teguh jauh lebih berat dibandingkan jurnalis media cetak. Tuntutan akan kecepatan informasi di tengah era digital ini terkadang menjadikan informasi yang mendesak harus diverifikasi dengan cepat.

Jurnalis media online harus siap sedia kapanpun ada peristiwa penting, seperti pada kasus Saeful Bahri yang isunya sangat besar dan mengandung unsur politik. Jurnalis berlomba-lomba untuk bisa menjadi penanya terdepan.

Jurnalis RMOL yang saat menemui Saeful Bahri mendapat posisi terdepan dan dapat langsung menanyakan banyak hal kepada narasumber. Kondisi fisik dan psikologis, yang mana kejadian terjadi saat tengah malam merupakan hal manusiawi namun tetap tidak dapat dibenarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun