Mohon tunggu...
Cornelia MariaRadita
Cornelia MariaRadita Mohon Tunggu... Lainnya - Masih Mahasiswa

Selamat Membaca! :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menilik Lebih Jauh Perkembangan Internet dan Jurnalisme Online

1 September 2020   02:56 Diperbarui: 1 September 2020   02:49 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           

Di era globalisasi, segala jenis aktifitas dan pekerjaan dapat diselesaikan tanpa perlu menguras banyak tenaga. Bagaimana bisa? Hal tersebut dikarenakan adanya bantuan dari teknologi yang kini kian canggih. Salah satu hasil dari kemajuan teknologi yang terjadi yaitu munculnya Internet. Internet atau Interconnected Network mempermudah manusia untuk saling bertukar informasi dengan akses yang tidak terbatas, lebih mudah, dan nyaman. Namun, keberadaan Internet rupanya tidak muncul begitu saja, melainkan terdapat perjalanan panjang yang dilalui sebelum pada akhirnya menjadi Internet seperti saat ini.

Sejarah munculnya internet dimulai pada tahun 1960-an, dengan salah satu tokohnya yaitu Ted Nelson. Mulanya, Ted Nelson yang pada saat itu merupakan mahasiswa Sosiologi dan juga mengikuti kelas program komputer di Harvard University hanya ingin membuat sistem manajemen dokumen untuk membantu memudahkan pengaturan koleksi catatannya, hingga akhirnya ide tersebut terus diperdalam dan pada tahun 1963 setelah mendapatkan gelar sebagai Profesor Sosiologi di Vassar College ia memperkenalkan hasil pemikirannya yaitu hypertext ('dokumen' yang dapat disimpan dan saling berhubungan sehingga dapat diakses di lain tempat), yang kemudian dikenal dengan HTML (Hyper Text Markup Language). 

Selain konsep dari Ted Nelson, Pemerintah Federal Amerika Serikat rupanya turut serta mengembangkan studi dalam pembangunan jaringan komunikasi dengan basis komputer di rentang waktu yang sama yaitu pada 1960-an. Saat itu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menciptakan Advanced Research Project Agency Network (ARPANet), yang mulai beroperasi pada tahun 1969. Kemunculan ARPANet menjadi asal mula terciptanya internet (Widodo, 2020, h. 3-5).

Pada mulanya ARPANet didesain untuk kepentingan militer dalam mengendalikan serangan nuklir dengan cara meningktkan taktik dan mengelola keputusan militer melalui komputer, namun pada tahun 1971, jaringan ARPANet mulai dipergunakan untuk pengiriman Surat Elektronik (Surel). Hingga pada 1973, Ratu Inggris mencetak sejarah internet dengan mencoba mengirim email menggunakan jaringan ARPANet, dan pada 1976 mahasiswa dari Imperial College London melakukan uji coba terhadap jaringan internet, sejak saat itulah internet mulai muncul. 

Secara resmi jaringan internet muncul di dunia pada 1 Januari 1983, dan di saat itulah peneliti mulai menghubungkan satu jaringan dengan jaringan yang sehingga menjadi internet modern seperti saat ini. Selanjutnya, pada tahun 1990-an Berners-Lee bersama dengan timnya menciptakan World Wide Web (www), dimana bagi publik 'www' digunakan untuk menelusuri situs web (Devi, 2019).

Sejak saat itu, Robert Cailliau kemudian turut membantu dalam pengembangan usulan dari Barners Lee, yang mana kemudian ditemukan dua pilar yaitu HTML (bahasa pemrogaman, untuk memungkinkan keberadaan web), dan Hypertext Transfer Protokol atau HTTP (pengguna dimungkinkan dapat meminta dan menerima laman yang diinginkan). Keberadaan internet semakin tersebar pada tahun 1993 saat situs pencarian Mosaic dirilis, setelah itu mulai bermunculan situs-situs lain seperti Yahoo, Amazon dan eBay pada tahun 1994, dan Google yang masih populer hingga saat ini muncul pada 1998. Seiring dengan bertambahnya waktu, jaringan internet pun semakin berkembang, dibuktikan pada tahun 2000-an jejaring sosial mulai muncul. Titik awal terciptanya jejaring sosial yaitu munculnya Thefacebook.com pada tahun 2003 yang diciptakan oleh Mark Zuckerberg. Facebook yang mulanya hanya mengubungkan mahasiswa-mahasiswa Harvard semakin berkembang dan dapat digunakan oleh publik. Kesuksesan Facebook yang mendunia mulai memancing kemunculan media sosial lain pada tahun 2010, seperti Instagram, Pinterest, dan Twitter (Devi, 2019).

Lalu, Bagaimana dengan sejarah perkembangannya di Indonesia?

Internet mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun 1990-an, di mana saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal dengan istilah paguyuban network, hal ini karena adanya semangat kerjasama, gotong-royong, dan kekeluargaan diatara para pelakunya. Suasana internet di Indonesia agak berbeda dengan yang terjadi di dunia, sebab perkembangan di Indonesia lebih terasa ke arah komersial dan individual dalam aktivitasnya, khususnya yang melibatkan perdagangan di Internet. Adapun beberapa tokoh yang mempunyai kontribusi besar dalam pembangunan Internet di Indonesia di tahun 1992-1994 seperti RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Robby Soebiakto, Muhammad Ihsan, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno w. Purbo. Mereka menyumbangkan seluruh keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia (Sofia dan Prianto, 2010, h. 11).

Pada tahun 1988, sudah terdapat pengguna awal internet di Indonesia dengan memanfaatkan CIX (Inggris) dan Compuserve (Amerika Serikat). Berdasar dari Catatan Whois ARIN dan APNIC, Internet Protokol (IP) pertama Indonesia yaitu UINETLAB (192.41.206/24) telah didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988. Setelahnya, sekitar tahun 1994 mulai beroperasi Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia dengan nama IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya. Langkah awal yang dilakukan oleh IndoNet untuk dapat terhubung dengan internet adalah menggunakan dial-up. Selain itu, akses awal di IndoNet mulanya dengan menggunakan mode teks dengan shell account, browser lynx, dan email client pine pada server AIX. 

Pada akhirnya, mulai tahun 1995 Bulletin Board System (BBS) di Indonesia seperti Clarissa, menyediakan akses Telnet ke luar negeri. Pengguna Internet di Indonesia dapat mengakses internet menggunakan HTTP dengan memakai remote browser Lynx di Amerika Serikat. Dari situ, pekembangan internet di Indonesia mulai berkembang, terutama setelah bersatunya lembaga-lembaga dalam paguyuban Net seperti ITB, UI, BPPT, LAPAN, dan PUSDATA DEPRIN (Yuhefizar, 2008, h. 7-9).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun