Mohon tunggu...
CorMa HuLK
CorMa HuLK Mohon Tunggu... Lainnya - "Anda Tidak Perlu Menjadi Jenius Dalam Berkarya, DIY"

Mahasiswa Asal Belu, Nusa Tenggara Timur. Anggota Komunitas Relawan Grigak Yang Giat Melanjutkan Bara Semangat Rama Mangun Dalam Menebus Hutang Kepada Masyarakat Kecil.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

10 Februari 2020, Rama Mangunwijaya Mudik XXI dari Grigak

19 Februari 2020   00:10 Diperbarui: 19 Februari 2020   00:18 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Rama Mangunwijaya, Pr. | dokpri

Dia membawa setangkai mawar merah di tangan kanannya. Kuamati dengan seksama laki-laki berwajah tegak itu. Akhirnya aku menemukan setelah dia meletakkan setangkai mawar merah itu, dia tertunduk, menyilangkan semua jari tangannya membentuk sikap doa, sebelum mendaraskan beberapa untaian doa. 

Aku tak menemukan laki-laki itu membuat tanda salib. Aku tak pernah dengar laki-laki itu berdoa? Mungkin karena aku tidak bisa mencapai jangkauannya. Aku pun tak melihat gerakan di bibirnya membisikkan sebait doa. Namun aku percaya dia sungguh-sungguh berdoa melalui perantara Rama Mangunwijaya.

Sekain menit meninggalkan kisah, Makam Rama Mangun dan laki-laki itu pun pisah. Sepenggal pemandangan itu, terjadi begitu cepat. Pastilah hubungan mereka begitu erat. Laki-laki itu kembali ke titik kumpul segelintir orang itu, kemudian bergegas pergi meninggalkan pendopo dan Makam Rama Mangun.

Sekitar pukul 11.20, Relawan Grigak telah berkumpul di pendopo dekat Makam Rama Mangun. Sembilan Relwan Grigak mengemban tugas sebagai pembaca doa novena mulai dari hari pertama hingga hari kesembilan. Rm. P. Wiryono, SJ. menegaskan bahwa setiap Relawan Grigak hanya akan membacakan doa permohonan. 

Sederhananya, pembaca doa permohonan pada hari kesembilan saj yang akan mengajak semua peserta sembayang di Makam Rama Mangun untuk mendaraskan doa Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan, dan Rama Mangun-Doakanlah Kami.

Tepat pukul 11.30, Sembayang Komunitas Relwan Grigak di depan Makam Rama Mangun dimulai. Rm. P. Wiryono, SJ. memimpin prosesi sembayang siang itu. Setelah doa pembuka oleh Rm. P. Wiryono, SJ., setiap Relawan Grigak yang bertugas membacakan permohonan dalam Novena Pembangunan Eco-Camp "Mangun Karsa" Grigak menjalankan tugasnya dengan baik. Setiap permohonan dalam novena ini, disampaikan bersama dan melalui perantaraan Rm. Y.B. Mangunwijaya, Pr.

Hari Pertama memanjatkan permohonan:

"Semoga ketersediaan air bisa disyukuri sebagai anugerah utama kemurahan hati Allah bagi kehidupan bersama masyarakat."

Permohonan ini terkait Pantai Grigak yang menjadi saksi bisu perjuangan kemanusiaan Rama Mangun. Mungkinkah dilupakan bahkan dibiarkan menjadi hutan belantara? Apa yang pernah menjadi cita-cita Rama Mangun di Pantai Grigak? Jawabnya tentu saja ketersediaan air bagi masyarakat.

Hari kedua memanjatkan permohonan:

"Semoga Allah membalas budi baik umat dan para penderma dan semoga panitia serta masyarakat setempat karena terdorong oleh rasa syukur mampu melanjutkan pekerjaan sampai selesai."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun