Mohon tunggu...
Saedi
Saedi Mohon Tunggu... Jurnalis - coretan pena

menulislah karna pena tidak akan pernah habis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lupa Bersyukur, Datang Petaka

26 Mei 2019   09:34 Diperbarui: 26 Mei 2019   09:41 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebut saja namanya Raden, dia adalah yang sangat kaya pada zamannya dengan rumah yang besar, istri cantik, dan kebun yang luas di belakang rumahnya.
         

Raden adalah seorang pengusaha kelapa yang sangat sukses dan mempunyai sistem yang sangat baik, sehingga dia tidak pernah ikut turun tangan ke usahanya. setiap harinya dia hanya duduk santai di kebun yang berada di belakang rumahnya.
         

Pada suatu saat itu Raden tidak merubah kebiasaannya duduk santai di kebun belakang rumahnya ditemani istrinya yang sangat cantik jelita yang bernama nyonya Siroyo. Tidak lama kemudian nyonya Siroyo melihat monyet yang memanjat di sebuah pohon kelapa yang sangat tinggi, nyonya Siroyo merasa kaget dengan datangnya si monyet itu, lalu memberi tahu suaminya si Raden.
       

Raden dan istrinya sama sama memperhatikan monyet yang saat itu memanjat pohon kelapa semakin tinggi tak kenal lelah, tidak terasa monyet sudah sampai ujung pohon kelapa.
       

Pada saat bersamaan datanglah angin yang sangat kencang, Raden merasa kasihan dengan monyet itu khawatir kalau monyet itu akan terjatuh terkapar karena angin topan yang datang tersebut. Raden terus memperhatikan monyet tersebut.
       

Selanjutnya, semakin kencang datangnya angin semakin erat pula pegangan monyet ke pohon kelapa, angin yang datang semakin kuat diimbangi oleh pegangan monyet yang sangat erat sehingga monyet tidak jatuh dan tetap di ujung pohon kelapa. monyet itu berhasil menahan datangnya angin yang sangat kuat. 

Hari itu mulai sore, Raden tetap memperhatikan Monyet merasa penasaran apa yang menyebabkan monyet itu memanjat pohon kelapa. angin topan itu sudah pergi, berganti dengan angin yang datang sepoy-sepoy menyentuh kulit menyebabkan yang terkena angin tersebut merasa ngantuk dan ingin tidur pulas. Angin tersebut terus datang silih berganti, sepay-sepoy menyentuh kulit monyet sehingga monyet tersebut tertidur di atas ujung pohon kelapa dan membuatnya terjatuh terkapar ke tanah sehingga menyebabkannya kritis. 

Raden yang selalu memperhatikan gerak-gerik monyet mendapatkan pelajaran dari monyet yang terkena angin kencang tidak terjatuh, namun terkena angin yang pelan dia jatuh terkapar ke tanah.

Lalu Raden mengatakan sesuatu ke pada istrinya " terkadang seperti itu lah kehidupan, seseorang yang diuji dengan ujian yang sangat berat, bertubi-tubi, membuat dirinya kuat. tetapi kenikmatan yang datang seperti banyaknya harta, istri yang cantik, dan jabatan yang tinggi membuat seseorang terjatuh karena lupa bersyukur sehingga menjadi bumerang atas dirinya".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun