Mohon tunggu...
Erman Adia Kusumah
Erman Adia Kusumah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Polemik Al Maidah 51, Tak ada yang Salah dengan Ahok

21 Oktober 2016   00:25 Diperbarui: 21 Oktober 2016   00:31 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DKI menjadi sorotan politik paling tajam saat ini, tak lain dan tak bukan karena sang petahana Basuki Tjahja Purnama (Ahok) kembali maju di pilgub DKI 2017 melalui jalur partai bukan indipenden seperti di gemborkan di awal-awal ia naik menjadi gubernur setelah Jokowi berhasil merebut RI 1 di Pilpres 2014 lalu, dan ini menjadikan ia gubernur pertama non muslim yang memimpin ibu kota yang mayoritas Islam.

Hambatan dan tantangan pun mulai dihadapkan kepada mantan gubernur bangka-belitung ini, terutama permasalahan keyakinan agama yang ia anut, ahok pun tak terlepas dari kontroversinya, seperti halnya ketika ia mengatakan bahwa ia lebih patuh/takut UU daripada kitab suci, bukan ahok kalau tak ada kontroversi, isu pun semakin deras menghampirinya mulai dari kasus UPS sampai Rs. Sumber Waras diduga melakukan Mark up.

Yang terbaru adalah rekaman ketika ia memberikan arahan kepada warga kepulauan seribu yang mengutip ayat Al-Maidah ayat 51 bahwa warga telah di bohongi ayat teraebut hal ini pun memicu kecaman dari berbagai elemen umat Islam yang membuat sang petahana harus meminta maaf atas pernyataannya.

Namun memang dari segi politik demokratis seseorang bebas memilih siapapun untuk menjadi pemimpinannya tak terbatas mengenai SARA saja, ada benarnya jika ahok mengatakan bahwa warga telah di bohongi atas nama agama karena warga akan mengacu kepada agama bukan hati nurani manusia sebagai manusia yang mempunyai kebebasan namun penyataan ahok memperlihatkan ada sebuah ketakutan pada dirinya tidak terpilih kembali karena tersangkut perbedaan agama dengan mayoritas warga jakarta.

Memang hal ini akan terpikir tak adil jika seseorang dipilih karena masalah agama bukan masalah kinerja memperbaiki jakarta, namun polemik surat al maidah 51 ini justru menjadi senjata Ahok untuk semakin besar dan berpotensi menang, sang petahana pernah mengatakan bahwa dirinya tak masalah jika diserang isu SARA, karena ia di bangka belitung menang karena Isu SARA saat itu, dan hal ini akan digodok di media oleh tim Cyber Ahok dengan target pemilih ngambang yaitu anak-anak muda yang kebanyakan suka dengan gaya sang petahana

Lalu salahkah kalau umat Islam tak memilih Ahok karena perintah agama? Tentu saja tidak, karena ini menyangkut kebebasan demokrasi, jika kita merujuk kepada pada Al Maidah 51 yang menjelaskan bahwa umat islam jangan memilih pemimpin (imam) dari kaum Yahudi dan Nasrani analoginya adalah ketika umat muslim sholat jumat ia tak mungkin di imami oleh seorang pendeta, begitu juga sebaliknya seorang nasrani ketika melakukan kebaktian di gereja di pimpin oleh seorang kiayai, walaupun konteksnya hal beribadah jika kita sinkronkan dengan keadaan politik jakarta, sama karena warga jakarta mayoritas islam, sehingga mereka diwajibkan memiliki imam yang se iman, begitu pun dengan nasrani ia diwajibkan memilih pemimpin dari kaumnya.

Memang harus ada kedewasaan yang lebih tinggi untuk menyikapi drama politik jakarta yang semakin memanas ini

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun