Mohon tunggu...
Erman Adia Kusumah
Erman Adia Kusumah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Para Habib, Mereka Bukan Keturunan Nabi Muhammad

14 Mei 2016   05:59 Diperbarui: 14 Mei 2016   07:29 3078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Islam adalah terbesar ke 2 di dunia, agama Islam yang di turunkan kepada Nabi Muhammad ini mempunyai banyak tradisi alkuturasinya di setiap negara, karena Islam sebenarnya adalah agama yang fleksibel mampu masuk dalam budaya apapun di belahan dunia ini, namun sayang sebagian banyak masyarakat di Indonesia ini menganggap bahwa kebudayaan Islam itu dari negeri Arab, padahal Islam sendiri sebenarnya tidak mempunyai kebudayaan real, sebab Islam hanya memiliki syariat saja, kebudayaan seperti yang dianggap kebanyakan orang misalkan dari segi musik gabus, nasyid itu dianggap sebagai kebudayaan Islam sendiri.

Pan Arabisme tepatnya mungkin bagi penganut Islam yang berhaluan Arab, masyarakat awam di butakan dengan pengkultusan bahwa negeri Arab adalah negeri suci karena disana agama Islam diturunkan dan Nabi Muhammad dilahirkan, jika kita telisik lebih dalam kenapa Islam dan Nabi Muhammad akhirnya diturunkan dan
K dilahirkan di negeri sang Raja Saud, karena masa itu Arab menjadi negeri paling jahiliyah, banyak orang berperang antar suku, pemerkosaan, perbudakan,pemujaan berhala dan masih banyak lagi.

Kebudayaan Arab memang sangat kental dengan kekerasan dan kejahilan maka tak heran jika Allah menerunkan Islam dan Nabi Muhammad di negeri tersebut tak lain adalah untuk mengubah kehidupan sosial, namun dewasa ini masih banyak masyarakat awam yang dibutakan dengan hal ini, mereka seringkali menggap segala sesuatu yang datang dari Arab adalah suatu kebenaran hakiki

Fenomena yang terjadi saat ini banyak orang-orang keturunan Arab mengklaim bahwa dirinya adalah keturunan dari Muhammad, mereka seringkali di panggil Habib, para habib ini lah yang di yakini merupakan keturunan sang Nabi Muhammad dan mereka para habib sudah dijamin akan masuk surga karena mempunyai darah keturunan, agak aneh memang dengan statemen bahwa mereka telah dijamin oleh tuhan masuk surga, jika seperti ini berarti tuhan tidak adil, bagaimana dengan dosa-dosa si Habib? Padahal Habib juga seorang manusia yang kebetulan saja ia dilahirkan dari keturunan Arab, Tuhan telah mengatakan bahwa manusia hanya bisa di bedakan dari Amal dan perbuatannya, jelas maka jika seperti ini sebenarnya tak ada jaminan si Habib untuk masuk surga begitu saja karena ia tetaplah manusia pada umumnya.

Lalu apakah benar Habib-habib adalah keturunan Nabi Muhammad, dalam hukum Islam keturunan sebuah keluarga diambil dari garis laki-laki, lalu apakah Nabi Muhammad mempunyai anak laki-laki untuk meneruskan keturunannya? Jawabannya adalah ia Nabi Muhammad mempunyai 3 Anak laki-laki, 2 dari Khadijah dan 1 dari istri bernama Mariyah, ketiga anak tersebut bernama Qasim, Abdullah dan Ibrahim, Namun ketiga telah wafat ketika masih kecil, Qasim anak pertama Nabi Muhammad meninggal ketika ia berusia 2 tahun, Abdullah anak keduanya pun meninggal pada usia 17 bulan dan Ibrahim putra dari istrinya bernama Mariyah pun meninggal pada usia sangat muda, lalu dimana keturunan nabi yang akhir-akhir ini diklaim oleh para Habib di Indonesia? Sedangkan kita ketahui bersama bahwa keturunan nabi telah terputus saat Ibrahim wafat dan ini jelas menandakan bahwa jika kita mengikuti hukum Islam bahwa keturunan darah nabi sudah hilang.

Bahwa ini menandakan banyak yang memanfaatkan keluguan para masyarakat yang masih berfikiran Pan Arabisme yang sebenarnya Nabi Muhammad pun menentang itu karena ia selalu mengibarkan semangat Pan Islamisme. Memang ketika seorang yang sudah sangat dibutakan dan mengkultuskan seseorang maka ia tetap pada pengkultusan bahwa Habib-Habib adalah keturunan sang Nabi dan cenderung tak Open Minded terhadap kenyataan dan kajian seperti ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun