: Sebuah Review Novel Thriller, Misteri, Psikologi - Laila Tak Pulang!
Apa jadinya jika thriller, misteri, dan psikologi disatukan dalam sebuah buku fiksi? Maka lahirlah sebuah pengalaman membaca yang bukan hanya memacu adrenalin, tetapi juga mengaduk emosi dan mengguncang pikiran. Ya, hal itulah yang aku rasakan usai membaca Novel Laila Tak Pulang.
Novel Laila Tak Pulang karya Abi Ardianda benar-benar memberikan sentuhan yang berbeda dari banyak bacaan sejenis. Dari judulnya saja, sudah memunculkan pertanyaan yang menggugah: ke mana sebenarnya Laila? Dan mengapa ia tidak pulang?
Tampilan sampulnya yang misterius, ditambah sentuhan kartu tarot yang terasa sedikit menggoda, berhasil menarik perhatian sejak pandangan pertama. Bukan sekadar romansa murahan atau kisah cinta remaja yang bisa ditebak arahnya - buku ini menawarkan pengalaman membaca yang kompleks dan mendalam.
Yang membuat novel ini menonjol ialah keberhasilannya dalam memadukan tiga unsur kuat: misteri, thriller, dan drama psikologis. Di awal cerita, kita dibawa menelusuri jejak hilangnya Laila dengan penuh teka-teki, menebak-nebak siapa yang paling mungkin terlibat. Namun semakin jauh kita membaca, jalur cerita justru berbelok tajam, membuat pembaca sulit memprediksi arah cerita, apalagi ending-nya.
Bahkan aku sendiri, yang biasanya cukup tajam menebak twist dalam cerita, kali ini dibuat keliru berkali-kali. Setiap tebakan tentang siapa sosok di balik hilangnya Laila - semuanya meleset.
Yang menarik, novel ini tidak hanya menghadirkan sensasi tegang dan penasaran. Ada kedalaman psikologis yang begitu kuat, terutama di bagian akhir cerita. Buku ini seperti mengajak pembaca untuk masuk ke dalam pikiran para tokohnya, memahami luka, trauma, dan dilema batin yang selama ini tersembunyi. Setiap bab menyimpan makna, setiap peristiwa menyiratkan pesan.
Awalnya, aku sempat mengira novel ini akan mengangkat kisah sejarah atau perjuangan politik - tentang seorang aktivis yang melawan ketidakadilan suatu rezim, seperti beberapa buku yang pernah aku baca. Namun begitu larut dalam cerita, ternyata Laila Tak Pulang justru menyuguhkan sesuatu yang lebih personal, lebih gelap, dan lebih manusiawi. Aku bahkan sampai tertarik untuk mengulang membacanya dari awal, karena menemukan banyak detail menarik yang sebelumnya terlewat.
Salah satu kekuatan novel ini adalah kemampuannya menyisipkan nilai-nilai kehidupan di balik kisah yang penuh ketegangan. Lewat sosok Laila dan karakter lainnya, pembaca diajak merenung tentang trauma, kehilangan, keluarga, harapan, dan keberanian untuk menghadapi luka masa lalu. Bahwa tidak semua luka harus dipamerkan, tapi bukan berarti harus selamanya disembunyikan. Dan terkadang, dalam pencarian orang lain, kita justru menemukan diri kita sendiri.
Novel ini memang ditujukan untuk pembaca dewasa, seperti tercantum jelas di bagian belakang sampul. Tapi bukan berarti ia tidak layak dibaca oleh siapa pun yang ingin memahami sisi gelap manusia, sekaligus mencari secercah cahaya di antara kegelapan itu.
Untuk personal rate dariku: 8,5/10. Novel ini bukan hanya layak dibaca, tapi juga layak direnungkan.