Mohon tunggu...
Kholik
Kholik Mohon Tunggu... Desainer - Orang Kampung yang pengin bisa nulis

main-mainlah kemari http://dimazdewantara.blogspot.co.id/2016/09/blog-post_6.html

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penistaan Puisi

24 Oktober 2016   15:02 Diperbarui: 24 Oktober 2016   15:47 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi-pagi seorang perempuan datang mengadu.

“Mas aku sering dikirimi puisi-puisi cinta oleh si penyair itu, puisi-puisi yang sangat indah juga sangat romantis!” katanya

“Si anu yang mana, nih?” tanyaku

“Itu, lho, mas si anu yang suka bikin puisi terus dilike sampai ribuan dan komentarnya jutaan!”

“Oh, itu, toh hati-hati jangan mau digombali dengan puisi, tempo hari beberapa perempuan juga datang kemari terus mengadu, katanya mereka juga sering dikirimi puisi-puisi cinta sama dia, klepek-klepek, lantas jatuh cinta, sesudahnya ditinggal begitu aja! Kamu hati-hati”

“Owalaah, ngunu, toh! Duh, padahal aku udah kadung cinta, Je,”

Beberapa hari kemudian

Berbondong orang datang menggerebekku

“Jiancuk!!” kata salah satu dari mereka

“Hai, bung, Puisi itu bahasa nurani, bukan untuk menggombali seperti yang kau bilang! Ini penistaan! “ timpal yang lainnya

“Tangkap! Adili!’

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun