Mohon tunggu...
Nur adiuswanto
Nur adiuswanto Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa yang sedang menuntut ilmu, disertai lika-liku kehidupan yang rasanya nano-nano, haha!

Nikmati prosesnya, mengeluh seperlunya, semangat selamanya!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perubahan Sosial sebagai Akibat dari Konflik Sosial

24 April 2020   14:33 Diperbarui: 15 Juni 2021   09:57 9194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perubahan Sosial sebagai Akibat dari Konflik Sosial. | freepik

Kaum borjuis ingin mempertahankan kekuasaannya dan mengakumulasi kekayaannya, sedangkan kaum proletar ingin kekuasaan dan kekayaan didistribusikan secara merata. Tatanan sosial yang berbentuk kesenjangan ini secara ideologis dipertahankan oleh kaum borjuis melalui penciptaan kesepakatan atau konsesus.

Konsesus yang dimaksud berupa nilai-nilai, harapan dan kondisi yang ditentukan oleh kaum borjuis. Sebagai contoh, seorang pekerja harus bekerja keras dan loyal kepada yang berkuasa agar bisa sukses. Loyalitas dan kerja keras merupakan nilai yang disepakati atau konsesus. Produksi kesepakatan semacam itu terjadi pada level 'suprastruktur' atau pada tataran ideologis, menurut Karl Marx, kondisi sosial ekonomi yang tercipta atas dasar konsesus tersebut merugikan bagi kelas proletar.

Akibatnya, akan muncul kesadaran kelas dikalangan kaum proletar bahwa mereka tereksploitasi. Kekayaan justru disedot oleh kuasa kaum borjuis yang kapitalistik. Kesadaran kelas ini akan memicu terjadinya revolusi. Kesadaran kelas inilah yang menimbulkan semangat untuk merubah kondisi sosial mereka dengan melakukan perjuangan kelas, kelompok-kelompok yang merasa dirugikan berjuang untuk melawan kapitalisme demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan tidak diperbudak oleh kaum borjuis.

Teori konflik Karl Marx kemudian melahirkan kelas sosial, Kelas sosial adalah sebuah penggolongan manusia dalam bentuk penggolongannya yang tidak sederajat dengan kelompok sosial.

Jika kelompok sosial lebih menekankan pada penggelompokkan manusia atas dasar perbedaan yang bersifat horizontal, tetapi dalam kelas sosial manusia dikelompokkan berdasarkan  perbedaan  kualifikasi kolektif secara vertical. Pengkualifikasian sosial secara  vertikal, manusia dikelompokkan menurut kelas masing-masing seperti kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah.

Baca juga: Konflik Sosial Akibat Memudarnya Identitas Nasional

Teori kelas dari Marx berdasarkan pemikiran bahwa: "sejarah dari segala bentuk masyarakat dari dahulu hingga sekarang adalah sejarah pertikaian antar golongan". Teori konflik didasarkan pada pemikiran Karl Marx yang melihat, masyarakat berada dalam konflik yang terus-menerus di antara kelompok dan kelas sosial.

Konflik antar kelas sosial maupun antar kelompok sosial akan terus terjadi karena setiap individu secara tidak sadar akan membentuk kelompok-kelompok sosial yang kemudian kelompok sosial tersebut memiliki ideologi dan prinsipnya sendiri, sehingga ketika kelompok sosial tersebut bertemu dengan kelompok lain yang berbeda ideologi dan prinsip dengan kelompok mereka maka akan terjadi pertentangan. Konflik antar kelas sosial lebih kepada kepentingan antara kelas sosial yang berkonflik tersebut.

Misalnya, konflik yang terjadi antara buruh pabrik yang menuntut kenaikan gaji karena dianggap gaji tersebut tidak sesuai dengan pekerjaan yang didapatkannya, tetapi pihak pabrik menganggap bahwa gaji tersebut sudah sesuai dengan apa yang dikerjakan para buruh tersebut, konflik seperti ini akan terus terjadi di berbagai tempat karena pada dasarnya manusia tidak pernah puas dan selalu menuntut lebih, untuk penyelesaian konflik seperti ini diperlukan perwakilan dari kedua pihak untuk bermusyawarah perihal gaji tersebut agar tercapai kesepakatan antara kedua pihak yang berkonflik sehingga kemudian terjadi perubahan sosial yang lebih baik untuk kedua pihak dimana pihak buruh yang merasa tercukupi gajinya dan pihak pabrik  mendapatkan kinerja yang memuaskan dari para buruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun