Kedua Nabi itu melemparkan batu beberapa kali. Perjalanan lancar, tibalah di tempat. Pisau diasah sampai benar-benar tajam, agar proses penyembelihan tidak terlalu menyakitkan. Nabi Ismail telah siap. Pisaupun digorokkan ke leher Nabi Ismail, ternyata tidak terpotong. Diasah lagi sampai tiga kali gagal putus lehernya. Kemudian Allah mengirim malaikat Jibril sambil mengucapkan takbir, dibawanya seekor domba, serta meminta Nabi Ibrahim untuk menyembelih domba sebagai ganti dari Nabi Ismail.Â
Demikian kisah singkat gambaran berkorban sejati. Tiada pengorbanan yang lebih besar daripada pengorbanan untuk Allah. Allah hanya menguji. Jika tulus ikhlas berkorban, Allah ganti dengan kebahagiaan yang tiada terkira.Â
Demikian kisah agung yang abadi, yang akan terus dikenang, yang akan terus diceritakan setiap momen ini. Di sana juga menggambarkan makna pengorbanan sejati sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Ibrahim, bunda Hajar dan Nabi Ismail.Â
Momen ini perlu dijadikan panutan dalam hidup kita. Bahwa makna pengorbanan adalah taat. Taat kepada segala perintah Allah, baik itu menyenangkan hati ataupun memberatkan hati. Bagaimana pengorbanan kita selama ini?