Mohon tunggu...
Coolis Noer
Coolis Noer Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writing to Release an Overthinking

Menulis sebagai bentuk ekspresi, juga mengungkapkan rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Thug Life-nya Orang Indonesia yang Bikin Kita Bangga

21 Mei 2019   14:08 Diperbarui: 21 Mei 2019   14:39 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah Thug Life pada awalnya memiliki konotasi yang sering dikaitkan dengan orang kulit hitam. Kepanjangannya adalah "The Hate U Give Little Infants Fucks Everyone" yang awalnya dipopulerkan sebagai frasa untuk memperjuangkan diskriminasi rasial. Itulah mengapa kalau kita menonton video Thug Life kebanyakan ada orang kulit hitam di dalamnya.

Namun makna thug life sendiri saat ini sudah bergeser sebagai sebuah satire bagi orang-orang yang awalnya dianggap tidak akan mampu melakukan sebuah pekerjaan yang benar namun hasilnya justru benar. Terlebih di dunia media social saat ini, Thug life umumnya digunakan untuk menggambarkan kehidupan yang berani namun berhasil, contohnya: membuang sampah dari jauh dan berhasil, menebak soal dengan benar padahal mengarang, tahu kapan lampu hijau akan menyala, dll. Ya seperti itulah, Netizen pasti sudah tahu kan?

Nah bangsa Indonesia ini menurut saya pernah membuat sebuah thug life yang tidak main-main. Skalanya besar, dilihat banyak orang bahkan sampai ke luar negeri dan akhirnya diapresiasi oleh negara lain. Apa sajakah itu? Ini dia tak perlu pakai lama:

1. Cak Sate Berjualan di Tengah Situasi Bom Sarinah

Masih ingat gak Bom yang diduga ulah teroris di Sarinah awal tahun 2016 lalu? Ya sudah agak lama sih, tapi ini menurutku thug life yang serius. Kok bisa?

Disaat situasi tegang antara densus 88 dan pelaku yang diduga teroris melakukan baku tembak, setiap orang harusnya memilih menghindar daripada tertembak atau justru kena bom susulan. Tapi nyatanya saat itu masyarakat malah berkerumun melihat kejadiannya seolah-olah ada barongsai yang lagi lewat. Bahkan kayaknya ada juga yang sengaja melihat karena disitu tiba-tiba ada pak densus yang berpakaian necis atraksi tembak-tembakan, karena sampai viral juga pak polisinya. Bahkan waktu itu cak pedagang sate dengan santainya mengipasi satenya gara-gara mendadak ada orang-orang berkerumun ramai. Dikiranya lagi ada panggung hiburan kali ya, duh.

Sadar gak sih kita ini kalau teroris-teroris itu sudah menyusun strategi sedemikian rupa dengan waktu yang lama dan biaya yang sangat mahal bahkan sampai korban nyawa segala supaya kita ini takut pada aksi mereka. Kok ya kita ini gak menaruh perhatian sedikit untuk pura-pura takut kek atau bagaimana supaya rencana berat mereka itu kelihatan sedikit berhasil. Malah waktu itu sampai muncul trending topic dunia di twitter #kamitidaktakut. Apa gak kasian sama para teroris, terror yang ditakuti di dunia malah di Sarinah dijadikan ajang tontonan sampai tempat jualan sate oleh caknya. Duh, thug life emang orang Indonesia ini, bangga saya!

2. Rencana Aksi Massa Hasil Pemilu, eh Pengumumannya Dimajukan

Yang kedua ini baru terjadi malam tadi. Tahu kan, padahal pengumuman resminya oleh KPU  dilaksanakan tanggal 22 Mei besok, eh ternyata sudah tadi malam. Kita tahu sendiri ini tahun politik yang paling terstruktur, sistematis, massif dan brutal, hehe kok bisa? Ya karena ada pihak-pihak yang tidak puas dengan KPU dan pemerintah dan tidak mau menerima keputusan mereka akhirnya membuat isu-isu seolah-olah benar padahal hoax.

sukoharjonews.com
sukoharjonews.com
Nah rencananya ada pihak yang akan menggelar aksi besar menjelang pengumuman hasil pemilu pada tanggal tanggal 22 Mei nanti. Bahkan ada yang berencana melakukan people power juga walaupun akhirnya berganti menjadi gerakan kedaulatan rakyat. Hal ini sebenarnya bahaya lho kalau kerumunan massa yang besar memperjuangkan sesuatu yang  dasarnya tidak bisa dibuktikan dengan kuat namun tetap dilakukan. Pertama kerugiannya adalah buang-buang waktu. Kenapa? Karena ya kenapa kita memperjuangkan sesuatu yang dasarnya saja tidak nyata. Lebih baik bersama anak/istri ngabuburit dan quality time bisa dapat pahala dan dapat menikmati waktu kebersamaan dengan keluarga.

Bahaya atau kerugian yang kedua adalah mengurangi pahala ibadah. Ingat kan ini bulan puasa? Demo apabila dilakukan dengan tertib dan dan wajar sih boleh, tapi kok rasanya dari awal profokasi untuk mengajak demonya saja sudah menggunakan kata-kata bernada kebencian seperti kampret lah, cebong lah. Ingat dong mereka itu saudara sebangsa dan setanah air kita juga, sama-sama manusia yang hidup di bumi Indonesia. Mari lah kita saling merangkul dan tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun