Windrisyahputra
(Kamis, 1 Februari 2018)
Kisah ini dimula dari sebuah penempatan di desa terpencil, tertinggal dan terisolasi dari Kabupaten Muara Enim. Dalam suatu kegiatan "Pelajar Mengajar", yap kami memang masih pelajar namun kami tidak kalah dari mahasiswa yang terjun langsung kemasyarat dan melakukan perbuhan yang nyata.Â
Karena hari itu aku mengenal dia. Tidak selancar kisah cinta yang lain, yang ini jauh lebih rumit lagi. Memang dari awal pertuman kami, dia sudah tertarik padaku "katanya". Namanya Dira, wanita yang cantik, pintar dan suka berpuisi, coba cowok mana yang tidak tertarik sama si Dira. Tanpa Setauku kalau dia juga tertarik sama aku, karena satu alasan  " Dira merupakan seorang cewek yang gak bisa Move On dari mantanya,karena Dira terlalu mencintai dia. Dan saya adalah orang yang mirip dengan mantanya. Katanya".Â
hatikupun mulai merasakan adanya Dira. Dira bersikap berbeda dari sewaktu penempatan, sikapnya lebih care dan memanjakan. Dan hari itupun aku tau bahwa aku sangat mirip dengan mantanya, dari segi muka. Namun aku pikir itu menjadi kesempatanku untuk lebih dekat dengan Dira dan itu bukan masalah bagiku.Â
Sesampainya di rumah Dira, aku dan Dira melanjutkan obrolan kami di mobil tadi. Karena malam itu adalah malam terakhir kami di rumah Dira, walaupun sudah larut malam kami berdua masih mengobrol sedangkan teman yang lain sudah tidur terlelap. Karena tak ingin lebih lama menunggu dan tak sanggup untuk memendam perasaan ini, akhirnya di malam itupun aku mengungkapkan perasaanku dengan bertanya kepada  Dira "Dira, ini tanggal berapa ya rak?" "Tanggal 4 put (Putra namaku) , kenapa?" Jawab Dira, "kita jadian yok...."perjelasku dengan sura yang kecil "gi mana rak, Dira mau?", "iya mau put...". Mendengar jawabannya yang nampak senang, aku pun ikut senang.Â
Selama berlangsungnya hubungan kami berdua, aku merasa si Dira bukan mencintaiku sebagai Putra namun sebagai orang lain. Aku hanya diam dan memendam pirasatku yang itu. Hingga Dira pun mengakui perhatian, kepedulian dan perasaanya ke aku bukan karna dia mencintaiku, melainkan karena kemiripanku dengan Okta mantanya.Â
Bisa di bayangkan seberapa banyak serpihan hatiku yang hancur berkeping-keping, namun ku coba untuk bersikap santai dan tegar. Di lain itu aku juga terpikir sama si Rizki, karna selama aku pacaran sama Dira, Rizki pernah berkata padaku "mungkin kah kita jodoh put?". Untuk menutupi rasa sakitku dan kesalahan Dira, aku memperjelas bahwa beberapa hari ini aku terpikir sama seseorang "gak apa-apa kamu sama  si dia aja put, aku iklas" permohonan Dira, " yakin gak apa-apa rak?" Tanyaku, "iya put, gak apa-apa" jawab Dira, " gak apa-apa kalau itu Rizki" perjelasku dengan suara terpatah-patah. Tanpa sadarku membuat Dira semakin menangis dan membuat rasa bersalahku. Dan aku menjadi orang yang jahat.
Berakhir sudah hubungan yang belum genap satu bulan, dan semaunya sudah selesai tanpa saling menghubungi yang meninggalkan kebencian. Namun di balik itu, aku masih kepikiran dengan perkataan Rizki tempo hari. Ternyata ini adalah perasaan yang datangnya terlambat untuk  diantara kami berdua, Rizki juga mengharapkan hal yang sama namun dalam arti yang berbeda.Â
Rizki tidak ingin kami berdua mempunyai perasaan cinta, sayang dan rindu saat ini. Namun setelah menjadi imam untuk dia, baru ada perasaan itu di antara kami berdua. Tanpa pikir panjang lagi, aku pun bertanya kepada Rizki"memangnya Rizki mau aku jadi imam untuk Rizki?", " kalau kita sudah menggapai mimpi kita, dan tiba waktunya kita berjodoh put, aku pasti mau. Putra harus belajar istiqomah mulai untuk saat ini, mulai lah cinta kepada allah baru ke Rizki". Subhanallah, mendengar kata-kata nya aku pun tersentuh. Dengan penuh keyakinan, Â aku akan mengungkapkan perasaan cintaku setelah akad nikah kami berdua. Datangnya cinta di balik sebuah penyesalan.Â
~SELESAI~