Mohon tunggu...
Dece Mulyono
Dece Mulyono Mohon Tunggu... Freelancer - pemerhati masalah sosial

menulis untuk kebaikan bersama...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dampak Pandemi Covid-19 bagi Masyarakat Daerah 3T

13 Juli 2020   05:24 Diperbarui: 13 Juli 2020   05:24 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai negara kepulauan dengan 17.000 lebih pulau yang tersebar dari Sabang sampai Marauke, secara geografis wilayah Indonesia berbatasan dengan negara-negara tetangga baik di wilayah darat maupun laut. 

Setidaknya terdapat 12 provinsi yang bagian wilayahnya merupakan kawasan perbatasan negara dan pulau-pulau kecil terluar yang berhadapan langsung dengan wilayah negara tetangga, yaitu Provinsi NAD, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat. Daerah yang berada di perbatasan wilayah Indonesia dengan negara tetangga dikenal dengan sebutan daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).    

Hingga sekitar tahun 2014 daerah 3 T (tertinggal, terdepan, terluar) merupakan daerah  yang yang terabaikan / belum mendapatkan perhatian cukup dari pemerintah, khususnya dalam hal pembangunan. 

Pada masa itu daerah 3 T dapat diibaratkan sebagai anak tiri di negerinya sendiri. Oleh karena itu wajar apabila pada masa itu daerah 3 T identik dengan kemiskinan, keterbelakangan dan keterisolasian. 

Sebagian besar warga masyarakat yang tinggal di daerah 3 T mengalami kemiskinan di bidang ekonomi, keterbelakangan di bidang pendidikan, dan keterbatasan aksessibiltas/keterisolasian akibat minimnya prasarana dan sarana transportasi.

Namun sejak era pemerintahan presiden Joko widodo, daerah 3 T mengalami perubahan yang cukup signifikan karena pemerintah mulai melaksanakan program-program pembangunan di daerah tersebut. 

Pelaksanaan program-program pembangunan di daerah 3 T telah menurunkan jumlah warga masyarakat yang selama ini hidup dalam jurang kemiskinan, keterbelangan dan keterisolasian.

Beberapa program pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dan berhasil mengentaskan masyarakat di daerah 3 T dari kemiskinan, keterbelakangan dan keterisolasian antara lain pembangunan infrastruktur transportasi seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan, pembangunan infrastruktur pelayanan dasar seperti instalasi air bersih, sekolah, puskesmas, perumahan, kantor pemerintah, prasarana komunikasi (pemancar), akses internet, dan pasar, serta penyaluran dana desa untuk menopang desa dalam melaksanakan pembangunan.

Terjadinya penurunan angka kemiskinan di daerah 3 T berkat program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah ditunjukkan oleh data kemiskinan dari Badan Pusat Satatistik. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar pada tahun 2014 tercatat sebesar 16,64%, dan pada tahun 2019 angka tersebut menurun menjadi 14,00%.

Seiring dengan semakin meningkatnya perhatian pemerintah pada daerah 3 T yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya program pembangunan yang dilaksanakan di daerah tersebut dari tahun ke tahun, maka dapat dipastikan bahwa dalam beberapa tahun ke depan daerah 3 T tidak akan identik lagi dengan kemiskinan, keterbelakangan dan keterisolasian. Namun nampaknya realisasi dari harapan tersebut akan tertunda akibat terjadinya pendemi covid-19. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun