Mohon tunggu...
Nurul Kafi
Nurul Kafi Mohon Tunggu... -

Ijinkan aku untuk bisa bercerita kepadamu,walaupun pastinya hanya cerita yang biasa biasa saja.Cerita dari seorang manusia biasa ini.Aku akan bercerita kepadamu tentang kehidupan,aku akan berbicara kepadamu tentang persahabatan,aku akan mengabarkan kepadamu tentang perjuangan dan mungkin ada kalanya aku juga akan menghiburmu dengan sedikit cinta dan kasih sayang serta lelucon.Tapi ijinkan juga aku untuk bisa berbagi getir berbagi asa dan juga berbagi kepahitan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Untuk Kata Maaf yang Berhamburan Pagi ini

10 September 2010   00:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_254490" align="aligncenter" width="300" caption="http://tiaraantik.com"][/caption]

Akhirnya,lantunan takbir telah terdengar.Selama satu bulan kita telah belajar untuk menahan dan selalu berintropeksi diri.Semoga kita memenangkan perjuangan hati ini untuk meraih CintaNya.Cinta terindah,yang mengalahkan segalanya.Taqobalallahu minna wa minkum.Mohon maaf untuk segala khilaf.Nana

Alhamdulillah Ya Allah.Betapa luar biasa nikmatMu.Aku akan rayakan kebahagiaan ini dengan memaafkan semua kesalahan saudara saudaraku muslim semua tanpa terkecuali.Dan aku ucapkan minal aidzin wal faidzin.Selamat Idul Fitri.Adib

Laiknya perayaan idul fitri di tahun tahun sebelumnya.Sama seperti yang saya alami,saya yakin rekan rekan semua dari mulai sore menjelang hingga pagi di hari raya ini,menerima ratusan sms atau bahkan mungkin ribuan ucapan maaf dari teman,sahabat,saudara dan handai taulan.Perkembangan teknologi memang telah merubah tradisi ucapan idul fitri dengan kartu lebaran,digantikan dengan sms yang mungkin dianggap lebih praktis dan cepat.Meskipun pastinya akan tetap lebih afdhal permintaan maaf yang kita ucapkan,dilakukan secara langsung.

Berbeda dengan perayaan hari hari besar keagaamaan yang lain.Bagi saya,Idul fitri memang sangat lekat dengan permohonan maaf.Meskipun pada dasarnya ucapan maaf bisa kita lakukan kapan saja.Akan tetapi idul fitri seolah selalu menjadi momen spesial untuk mengucap permintaan maaf.

Dahulu saya termasuk orang yang tergolong acuh terhadap ucapan permintaan maaf ketika hari raya idul fitri tiba.Saya menganggap toh minta maaf bisa kita lakukan kapan saja,tidak harus di hari ini saja.Saat ini saya baru menyadari,betapa pentingnya “keharusan” untuk mengucap permintaan maaf di hari raya idul fitri.Hal ini sesungguhnya berhubungan dengan ibadah puasa di bulan ramadhan yang kita lakukan.Disebutkan,bahwasanya salah satu hasil yang diharapkan ketika kita menyelesaikan ibadah ini adalah kita akan bisa kembali ke fitrah,bersih dari dosa layaknya bayi yang baru lahir.Bagaimana kita bisa mencapainya,selama satu bulan penuh kita telah menjalin hubungan yang lebih intens dengan Rabb kita.Istgihfar menjadi kata yang sering kita ucap,meminta maaf,mohon ampun atas segala khilaf dan dosa yang sudah kita lakukan.Kita anggap persoalan kita dengan Yang Diatas sudah selesai.Namun akan berbeda jika kesalahan,khilaf dan dosa yang kita lakukan tersebut tersangkut paut dengan saudara,handai taulan,kerabat,tetangga,teman atau sahabat kita.Disebutkan kalau ampunanNya baru akan hadir seiring dengan keikhlasan dari yang bersangkutan untuk memberi kata maaf pada diri kita atas kesalahan,kekhilfan dan dosa yang pernah kita lakukan kepadanya.Disinilah pentingnya ucapan permintaan maaf kita ucapakn di hari raya idul fitri kalau memang kita ingin benar benar mendapatkan status “kembali ke fitrah”,suci dan bersih dari dosa.

Agama ini memang indah,bagaiamana tidak,ia mengajarkan kepada pemeluknya untuk mudah memberi maaf.DiberikanNya limpahan pahala yang luar biasa,akan diberikan kepada orang yang mau memberi maaf.

Semoga di hari yang fitri ini kita bisa benar benar menjadi hambaNya yang suci,kembali kepada fitrahnya layaknya seorang manusia yang baru dilahirkan di muka bumi.

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun