Mungkin banyak di antara masyarakat Indonesia yang masih berpikir bahwa menjadi guru adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan. Namun, saya yakin bahwa kalimat itu tidak akan muncul dari mulut mereka jika mereka sudah mulai mulai mengajar di dalam kelas. Kisah hidup guru tidak sesimpel yang kelihatan di depan mata.
Mungkin contoh yang saya ingin paparkan adalah mengajar. Banyak orang mengira bahwa mengajar hanya sekadar berkata-kata di depan kelas, menjelaskan sebuah hal, lalu memberikan ujian ataupun tes pada akhir sesi. Namun, pada kenyataannya, mengajar tidak semudah itu. Mengajar itu perlu pengalaman, perlu pengetahuan, dan perlu wawasan yang luas. Karena ketika kita sudah didepan, maka kita harus siap untuk mengajar siswa, siap mendengarkan jawaban mereka yang mungkin tidak nyambung dengan pertanyaan yang disampaikan, atau siap untuk menerima pertanyaan simpel yang esensial yang keluar dari mulut mereka. Persiapan saja tidak cukup, butuh tenaga untuk memikirkan dan menyelesaikan berbagai hal yang tidak terprediksi.Â
Selain itu, guru juga dituntut untuk berpikir kritis untuk menyelesaikan sebuah masalah. Jika ada sebuah kejadian yang tiba-tiba terjadi di dalam kelas, guru harus sigap untuk menyelesaikan. Jika guru tidak bisa berpikir dengan sigap, bagaimana siswa dapat mencontohnya
Itu, hanya beberapa contoh kecil yang dirasakan oleh guru. Selain itu, masih banyak hal lagi yang belum terkuak, baik itu mentalitas, administrasi, kehidupan di luar sekolah dan yang lainnya. Namun, saya tidak akan jabarkan di sini.
Inti dari tulisan saya ini adalah jangan pernah menganggap menjadi guru itu gampang untuk dilakukan. Jika ingin berkata demikian, setidaknya cobalah dulu mengajar di sekolah dalam 10-20 tahun. Jika sudah melakukannya, barulah anda bisa menilai.