Mohon tunggu...
Andi
Andi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Pemula

Cara membuat hidup tidak ribet adalah dengan mengelola dan mengontrol pikiran kita dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masa Depan Siswa Ada di Tangan Siswa, Bukan Guru

10 Mei 2022   08:47 Diperbarui: 10 Mei 2022   08:55 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi/Desain Pribadi

Sebelum saya menjadi guru, saya tidak pernah berpikir dalam mengenai pendidikan, mengenai belajar, mengenai pertumbuhan dan yang lainnya. Saya hanya menganggap bahwa pendidikan adalah hal yang wajib dan harus dilakukan oleh manusia agar bisa kaya dan dapat memenuhi kebutuhan mereka di masa depan.

Pemikiran tersebut tidak sepenuhnya salah, namun setelah saya mengecap pendidikan sebagai guru, saya baru menyadari bahwa pemikiran saya yang dulu hanya sebagian kecil dari pendidikan itu sendiri. 

Manfaat yang saya tahu hanyalah sebagian kecil dari manfaat pendidikan. Saya mulai menyadari bahwa pendidikan bukan hanya tentang ilmu, tapi juga mengenai karakter, kondisi mental, kondisi orang tua, percintaan, sosialisasi, dan masih banyak lagi.

Hal tersebut menjadi lebih dalam ketika saya praktik. Dalam masa kuliah, tentu hal yang diajarkan adalah bahwa setiap anak memiliki karakter yang beda, namun itu hanyalah di kelas perkuliahan, bukan di kenyataan. Ketika saya menjadi guru, saya baru paham teori itu, dan apa yang saya temukan lebih luas dari yang diajarkan dalam kelas pedagogi. 

Saya juga semakin belajar bahwa menjadi guru tidak hanya akan menjadi guru bagi mereka, namun kita perlu menjadi orang tua, kakak, saudara, dan teman mereka karena proses pendidikan tidak hanya berjalan jika ada kursi dan meja, serta papan tulis, namun melalui pembicaraan ringan mengenai game terbaru atau anime yang bagus juga mampu membangun hubungan dengan siswa.

Semakin sering saya berkomunikasi dengan siswa, saya juga semakin kenal dengan mereka. Semakin saya kenal dengan mereka, saya juga semakin pintar untuk menyalurkan ilmu dan budi pekerti yang baik bagi mereka sehingga ketika saya juga berkembang, mereka juga merasakan sebuah perkembangan. Namun, di sisi lain, saya juga berpikir bahwa apakah saya berguna bagi mereka, apakah ilmu yang selama ini saya jelaskan dan berikan dapat memberikan manfaat bagi mereka.

Beberapa minggu yang lalu, saya menonton sebuah film Korea yang mengisahkan tentang seorang guru yang bekerja di pedalaman. Kemudian, pada awal film, orang tua dari guru tersebut memberikan sebuah pernyataan yang membuat saya berpikir.

"Masa depan siswa ada di tangan guru"

Pernyataan itu tentu menggelitik hati saya. Saya seorang pria yang akan dewasa menganggap bahwa pernyataan itu tidak benar. Sebagai guru, saya merasa bahwa masa depan siswa tidak berada di tangan guru, melainkan di tangan mereka sendiri. Jika dikatakan bahwa masa depan siswa ada di dalam tangan guru, berarti itu sama saja menganggap bahwa siswa hanya sekadar benda yang tidak punya jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun