Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tantangan Menyeimbangkan Peran Domestik dan Publik

5 Desember 2020   21:34 Diperbarui: 5 Desember 2020   21:36 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suami dan anak-anak yang melengkapi hidupku. (foto dokumentasi Christo)

Bersyukur. Itu kata kuncinya menapaki hidup. Membahagiakan keluarga dengan tak lupa memajukan kapasitas diri. 

‘Menjadi ibu bekerja adalah cita-cita saya sejak dulu’. Demikian pengantar yang disampaikan kakak saya, Christofora saat saya bertandang ke rumahnya yang asri di bilangan Tangerang Selatan. Christo begitu ia biasa disapa sore itu tengah menyuapi putri bungsunya yang baru berusia tiga tahun, Anna.

Hari itu adalah hari Minggu. Asisten rumah tangga (ART) yang biasa membantunya dibebaskan menikmati libur satu hari. Saat itu ART tengah berjalan-jalan ke mall bersama temannya sesama ART. Sementara di luar putri sulungnya yang berusia delapan tahun, Sophie asyik bermain bersama teman-teman seusianya.

Sebuah foto dengan raut muka bahagia dari sepasang pengantin terpajang dengan gagah. 1 Juli 2007 adalah momen istimewa bagi Christo dan suaminya Ronald. Satu tahun lamanya memadu kasih hingga Tuhan mengikat mereka sebagai pasangan suami istri. Ketika itu di hadapan Tuhan mereka berjanji selalu bersama baik dalam suka maupun duka, dalam untung dan malang, di waktu sehat maupun sakit.

Janji itu kini harus mereka perjuangkan dan buktikan. Pasalnya Christo harus menjalani long distance marriage dengan sang suami yang bekerja di timur Indonesia sejak awal tahun ini. Setiap empat bulan sang suami pulang melepas rindu bersama keluarga tercinta.

Jarak kini tak menjadi penghalang. Teknologi memungkinkan hal itu terjadi. Setiap malam ayah, begitu Ronald disapa oleh buah hatinya tak alpa melakukan face time. Mereka berbagi kabar. ‘Ayah, di sana jam berapa’. Itu adalah kalimat yang selalu ditanyakan dua malaikatnya. Walau terpisah lautan, Christo dan pasangannya selalu saling menyemangati, memotivasi, dan mendukung apapun itu pilihan masing-masing. Sebagaimana dukungan yang diberikan Ronald kepada istrinya yang melanjutkan pendidikan di tingkat master dalam bidang pendidikan.

Pesan sang ayah kepadanya juga menjadi pegangan Christo, ‘sekalipun kamu perempuan, gapai cita-citamu, perempuan dan laki-laki berhak untuk itu’. “Saya bersyukur ayahnya anak-anak memberikan support. Kami tak mengenal istilah istri selamanya di bawah suami. Meskipun pendidikan saya lebih tinggi dari suami, saya tetap menghormatinya sebagai kepala rumah tangga,” ujar Christo yang sesekali mengawasi Sophie dari balik pagar.

Menapaki usia 36 tahun pada Februari lalu merupakan sebuah anugerah untuk Christo yang bekerja sebagai guru. Maknanya begitu dalam seiring dengan usia yang bertambah. Bukan berarti fisik yang mengendur, melainkan semangat yang semakin membara.

Pada pertengahan tahun ini Christo mendapati ada kista di kandungannya. Memang selama ini ia mengeluh selalu sakit di kandungannya menjelang menstruasi. Atas saran ibu tercinta, ia mengonsumsi suplemen. Perlahan kista itu mengecil. Pengalaman itu menjadi landasan bagi Christo untuk memperhatikan makanan dan pola hidup. Ia ingin menjadi saksi setiap peristiwa yang dialami dua buah hatinya. Apalagi mereka masih membutuhkan kasih sayang dalam perkembangannya.

Bekerja, kuliah, dan menjadi ibu. Itulah tantangan yang kini dihadapi Christo. Baginya semua itu tidak dianggap beban melainkan peluang untuk menjadikan dirinya semakin bertumbuh sebagai pribadi yang dewasa. Dewasa secara perbuatan dan pikiran. Christo bersyukur atas kehadiran ART yang selalu mendampingi anak-anaknya saat ia tidak berada di rumah. Untuk itu Christo menjalin relasi dan komunikasi yang baik dengan ART, seperti menelepon pada siang dan menjelang sore guna memantau aktivitas Sophie dan Anna.

Sesampainya di rumah usai bekerja, walaupun letih menghadang, Christo sabar mendengarkan celoteh putri-putrinya mengenai keseharian mereka. Sophie bercerita dengan sangat antusias perihal teman-temannya di sekolah sementara si kecil memeluk manja tubuhnya sebagai tanda kerinduan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun