Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pembentukan Jiwa-jiwa Kuat Melalui Program Au Pair

4 Juli 2020   01:06 Diperbarui: 4 Juli 2020   17:43 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Eropa Jadi Rumah Kedua (Foto: Dokumentasi pribadi)

Saat saya membaca bagian tersebut, saya sungguh terharu. Seketika saya teringat orang-orang dengan orientasi seksual yang berbeda di Indonesia. Mereka kerap mendapatkan perlakuan yang tak pantas. Dijauhi, dikucilkan bahkan dibuang oleh keluarganya sendiri.

Di buku ini juga saya mendapati fakta bahwa orang Jerman senang meminum air kemasan yang mengandung gas (sprudelwasser). Selain itu air dari keran aman dikonsumsi sebab filter penyaring sudah dipasang di setiap rumah.

Orang Jerman sangat tepat waktu. Mereka selalu datang 5 atau 10 menit sebelum waktu yang disepakati. Orang Jerman juga selalu membuat janji beberapa minggu sebelum bertemu. Hal itu dilakukan mengingat kesibukan mereka yang sangat tinggi.

Di mata Ragil, au pair adalah pintu menuju kesempatan lainnya. Setelah menyelesaikan aupair, Ragil mengikuti FSJ dan Ausbildung. Ragil ingin membuktikan kepada mereka yang dulu meremehkannya bahwa mimpinya kini terwujud dengan usaha yang tak kunjung putus.

Pembentukan Diri 
Kisah selanjutnya datang dari Icha yang memilih menjalankan program au pair di Perancis. Negara tersebut dipilihnya mengingat Icha merupakan lulusan sastra perancis.

Di usia 21 tahun Icha meninggalkan Indonesia dan memulai petualangan baru. Host familynya merupakan keluarga kaya dengan satu anak. Rumahnya yang megah memukau Icha.

Sayangnya semua itu berbanding terbalik dengan kehidupan sehari-hari keluarga tersebut. Sebelum berangkat Icha sempat dikabari bahwa host dad dan host mumnya sedang dalam proses perceraian. Pertengkaran demi pertengkaran menjadi pemandangan yang tak asing. Mereka saling menyalahkan.

Di tengah kondisi genting tersebut Icha menempatkan diri sebagai kakak Sarah. Ia berada di sisi Sarah yang hanyut dalam kesedihan. Icha teringat pada dirinya yang pernah berada di posisi Sarah.

Terkadang Icha sengaja pulang larut malam. Berjalan-jalan sendiri di tengah kota. Menghabiskan waktu di perpustakaan. Ia ingin mencari suasana berbeda. Sejenak melupakan perselisihan yang tengah terjadi di keluarga angkatnya.

Suatu hari host mumnya berbincang-bincang dengan Icha. Ia berpesan agar Icha sebaiknya menikah dalam kondisi siap. Bersenang-senanglah di waktu muda. Host mum tidak ingin Icha mengalami masalah seperti dirinya.

Selama menikah ia bergantung sepenuhnya pada suami, termasuk dalam hal finansial. Bukan perkara mudah melepaskan diri dari ketergantungan tersebut saat akan bercerai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun