Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money

Dukungan Transportasi terhadap UKM

12 November 2019   23:29 Diperbarui: 12 November 2019   23:36 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi tak dapat dipisahkan dari ekonomi suatu bangsa. (sumber foto: https://motionupdate.com)

Dalam kota dan wilayah perkotaan, jaringan transportasi menjadi utama karena dengan jaringan transportasi aktivitas di kota tersebut terbentuk dan mengalami perkembangan. Ada dua faktor utama yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan kota, yaitu demografis (pertumbuhan penduduk) dan non demografis (di luar pertumbuhan penduduk). 

Faktor ini dapat didorong menjadi pertumbuhan kota dan kota tersebut mengalami perkembangan apabila didukung aktivitas ekonomi dalam skala ekonomi yang sesuai. Artinya semakin besar skala ekonomi, semakin besar pula output yang dihasilkan dan harga akan turun. 

Skala ekonomi besar akan menurunkan biaya produksi. Faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan kota didukung oleh syarat untuk berkembangnya kota, yaitu tersedianya pasar tenaga kerja, ketersediaan infrastruktur dan rasio biaya manfaat dalam aktivitas yang memadai untuk proses produksi.  

Inovasi Bambu 

Berawal dari riset di kampus sejak 2011, pada 2014 Harry Mawardi membentuk  brand Amygdala Bamboo. Kini  pangsa pasar tidak hanya di dalam negeri, juga merambah ke  ke Australia, Korea, China, hingga Jepang walaupun masih dalam skala kecil. Harry selaku owner dan designer Amygdala Bamboo menyampaikan, pameran lokal yang pernah diikuti diantaranya  Inacraft, Crafina, dan Bravacasa. 

Amygdala Bamboo juga berpartisipasi dalam pameran internasional, seperti World Bamboo Fair di Korea dan Bangkok Desain Festival. "Di luar negeri responnya cukup bagus tapi  mereka  melihat bambu ini material yang rapuh atau murahan jadi masih banyak yang bertanya. Ada juga yang beli," kata Harry.

Dibandingkan di dalam negeri,  respon terhadap produk Amygdala Bamboo mulai meningkat. Terutama dalam penjualan secara online pada dua tahun terakhir ini. Harry mengakui apresiasi orang baik di dalam maupun luar negeri sama saja. Pembedanya adalah daya beli orang luar negeri lebih besar.

Selama mengikuti pameran-pameran sebelumnya, Harry menceritakan ada beberapa coffee shop di di Makassar, Yogyakarta, dan Bali yang memesan produk Amygdala Bamboo. Pameran di luar negeri juga membuahkan hasil dengan pesanan secara satuan. Pasalnya kapasitas produksi Amygdala Bamboo masih minim. Saat ini Amygdala Bamboo didukung delapan perajin. Jika ada pesanan dalam jumlah besar, Harry memberdayakan satu desa dengan  150 orang.  Sementara  penanaman bambu dilakukan oleh petani  di Selaawi, Garut.

Dukungan transportasi membuat Amygdala mampu menjangkau banyak wilayah di Indonesia. (foto dokumentasi pribadi)
Dukungan transportasi membuat Amygdala mampu menjangkau banyak wilayah di Indonesia. (foto dokumentasi pribadi)

Selama dua tahun perjalanan usahanya, Harry menjelaskan tantangan ada pada bambu yang merupakan  material  alam. Selalu ada  kasus baru. Misalnya, ketika ada project dari 100 produk yang dihasilkan dengan bahan, finishing, dan pengawetan yang sama ternyata ada beberapa produk yang terkena rayap. Harry khawatir jika produk yang cacat itu terselip dalam pengiriman dalam jumlah besar khususnya ke luar negeri. "Alhamdulillah perajin kami pintar-pintar," tutur Harry.

Dalam menghadapi kondisi itu dibutuhkan inovasi, yakni memiliki kebun bambu sendiri. Dengan demikian dapat dilakukan  kontrol terhadap pertumbuhan, penebangan, dan penyimpanan bambu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun