Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Melestastarikan Budaya Bangsa dengan Genta Nada

8 Desember 2018   17:56 Diperbarui: 8 Desember 2018   18:02 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Genta nada setinggi 3 meter. (foto dokumentasi pribadi)

Madjid sendiri kurang mengerti teknis dan alur  pengajuan bantuan permodalan.  "Bertahun-tahun saya mengangkat etnis Indonesia. 

Maka itu saya berharap pemerintah memperhatikan permodalan saya. Jika pemerintah lamban, saya bisa menjual hak paten genta nada ini kepada negara lain sebab banyak yang tertarik," tegas Madjid yang berencana mewariskan usaha ini kepada tiga putranya.

Berkat Konsumen    

Madjid mengakui usahanya maju berkat konsumen. Merekalah yang membuatnya terus belajar. Madjid memberi contoh, mulanya ia menggunakan model rumah-rumahan sebagai atap genta nada. 

Namun konsumen menyarankan atap genta nada cukup menggunakan kayu. Bagi konsumen yang terpenting dari genta nada adalah bunyi. Sejak itu atap genta nada diubah.  

Genta nada Mandarin. (foto dokumentasi pribadi)
Genta nada Mandarin. (foto dokumentasi pribadi)
Madjid mengerjakan genta nada bila ada konsumen yang memesan. Sebagian besar pemesan adalah perorangan. Maka di rumah sekaligus workshopnya ia hanya memajang contoh genta nada. Konsumen bisa memilih ingin dibuatkan genta nada sesuai dengan contoh atau mengajukan model sendiri.

Genta nada Melayu Deli. (foto dokumentasi pribadi)
Genta nada Melayu Deli. (foto dokumentasi pribadi)
Selain dipasarkan di dalam negeri, genta nada telah merambah Australia, Kanada, Belanda, hingga Nigeria. Genta nada dibeli dalam partai kecil oleh orang Indonesia yang tinggal dan bekerja di negara-negara itu. Kemudian dijual kembali.

Prospek bisnis genta nada yang sangat bagus membuat Madjid harus berhati-hati melangkah. Sebagai antisipasi, ia  telah mematenkan genta nada pada 2006 di Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Depkumham.

 

Terbantu Pameran 

Genta nada tidak mungkin dikenal masyarakat seandainya Madjid tidak aktif mengikuti pameran. Ia berterima kasih kepada Kementerian Perindustrian dan Dinas Perindagkop Kota Depok yang sejak 2005 memberikan fasilitas stand 3x3 gratis pada setiap pameran yang diikuti, diantaranya Pameran Produksi Indonesia, Pameran Produk Kreatif Indonesia, dan Inacraft. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun