Sisa kopi sarapan pagi masih tersaji di meja makan. Pagi berjalan lamban terikat perjanjian setangkup roti isi dengan lelehan mayonise dan saut tomat merah saga. Upacara sarapan disajikan berita televisi pembagian nomer pllat mobil ganjil genap yang dijinkan melintasi jalan toll. Hari ini tanggal genap.
Berita demi berita saling menyusul di layar kaca seperti gemuruh hujan dan petir bersabung mengguruhkan senja kemarin dalam botol minuman oplosan. Minuman yang membunuh ratusan jiwa penenggaknya di beberapa kota dari Tanggerang, Bandung, Sukabumi hingga kota kecil yang tidak terpampang di peta maupun tersangkut mesin pencari Google. Kota sangat kecil dengan padst penghuni.
Minuman bening tak sehitam kopi pagi tanpa pemanis Arief Joko Wicaksono terburai di dekat kedai poci bergula batu menawarkan sensasi purba zaman raja-raja bermahkota.Â
Bukan raja sekarang yang lebih banyak menunjukkan sejumlah rekanan bisnis dan kartu penanda dipercaya untuk berhutang. Oplosan berikutnya mengalir nemacu adrenalin menuliskan kekhawatiran akan ditutupnya sarana pertemanan Facebook.Â
Sarana yang dituduh telah membocorkan data pribadi penggunanya. Oplosan itu menyebarkan rekaman video CEO FB agar para pengguna menyebarkan dari akun ke akun. Suatu virus oplosan yang mungkjn mematikan perlawanan mati diam-diam.
Sisa pagi di lelehan cangkir kopi tersingkirkan menumpuk di tempat cucian siap dibilas usai dilumuri sabun cair wangi jeruk nipis. Cuaca kemarau memanggang berita-berita tokoh politik yang unjuk dada deng membuka baju.Â
Dada-dadak yang tidak semernarik dada ayam goreng di gerai makanan lekas saji tersembul di sntara iklan basi wajah politisi siap bertsrung di gelanggang pemilihan anggota legislatif Indonesia 2019.
Pagi sudah menua, burung-burung pipit kepala haji yang bersarang di pokok palem merah tetangga sudah pulang balik membawa rumput kering unruk membangun sarang. Burung itu tidak mengoplos senjanya menjadi belitan cerita asmara, cukup senga jalinan rumput kering sarang rumah sederhananya.
2079