Mohon tunggu...
Citra Melati
Citra Melati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan pembelajar

@cmelati86

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peradaban Dimulai dari Perempuan, Maka Didiklah!

7 April 2021   23:37 Diperbarui: 7 April 2021   23:40 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memerdekakan kodrat anak perempuan dan mengembangkan bakat minat anak sejak dini agar kelak bisa mandiri secara finansial tidak hanya bergantung pada laki-laki sehingga bisa bekerja dan berkarya memberdayakan sesama terutama perempuan tanpa menjadi budak industri dan kapitalis. 

Belajar mencari uang sejak dini bukanlah eksploitasi, tidak ada salahnya mengenalkan dan mengajarkan anak berdagang asal anak mau dan senang bukan paksaan untuk membantu orangtua tapi sesuai kemampuan dan kemauan sendiri karena ingin belajar. 

Meminta anak membantu ekonomi orangtua jualan tidak berarti eksploitasi anak, ini salah kaprah, justru belajar jualan akan membentuk mental anak, eksploitasi adalah memaksa dan menekan anak, lain cerita jika orangtua menekan untuk menghasilkan uang demi keegoisan orang tua, dan orangtua tidak mau bekerja. 

Salah satu eksploitasi anak salah satunya bisa seperti memaksa anak belajar dan harus ranking yang membuat anak depresi di sekolah. 

Anak perempuan bukan objek

Membiasakan anak perempuan untuk terbiasa berpikir daripada berhias diri. Sah saja merawat dan berhias diri asal sewajarnya dimana  jika hanya mengandalkan fisik luar dan berhias diri saja rentan dijadikan objek oleh industri dan kaum laki-laki agar anak perempuan tidak selalu diidentikan dengan dalam hal keduniawian saja yang bersifat konsumtif dan boros.

Anak perempuan bukan sebagai pajangan sekedar tubuh yang ditutupi dan dihiasi pakaian dan perhiasan, tapi manusia yang berpikir dan berakal. Kemampuan berpikirnya yang harus diasah agar punya harkat dan martabat serta menjadi pribadi yang sederhana dan bersahaja.

Anak perempuan bukan dijadikan kompetisi dengan anak perempuan lain, biarkan mereka unik menjadi mereka sendiri. Anak perempuan bukan semata fisik tapi bagaimana anak perempuan bisa survive sebagai manusia dan perempuan. 

Membatasi pemakaian gadget dan berekspresi lewat karya

Tidak memberikan paparan gadget berlebihan, pemakaian sewajarnya sesuai keperluan dan perlu pengawasan. Orangtua yang harus memfilter apa yang dilihat anak ketika memakai gadget. Gadget mungkin bisa bermanfaat dalam mendukung suatu karya tapi harus bijak memakainya.

Memberikan kesempatan anak bermain baik indoor atau outdoor bukan menatap layar dengan pasif, bermain mengekspresikan diri lewat olah seni dan gerak, terutama bermain di luar berinteraksi bersama teman-teman dimana mengandung unsur kreativitas dan penanaman karakter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun