Mohon tunggu...
Clementina OrintaD
Clementina OrintaD Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswi

masih belajar, mohon dukungannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tepus: Pengabdian bagi Mimpi Anak-anak

12 November 2019   15:22 Diperbarui: 12 November 2019   15:39 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keceriaan anak-anak Tepus (dokumentasi pribadi)

Yogyakarta-Perjalanan yang jauh dan berkelok, bukit-bukit kapur dan terik matahari yang menyambut kala itu. Namun lelah terbayar ketika disambut oleh anak-anak Pedukuhan Banjar, Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Tepus, Gunung Kidul menjadi salah satu lokasi untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) seajack tahun 2015. Medan perjalanan yang berbatu dan berliku membuat Kurangnya tenaga kerja pendidikan bagi anak-anak di Tepus Pada hari Minggu (10/11), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik UAJY menggagas pengabdian masyarakat untuk anak-anak SD yang berada di Tepus Gunung Kidul.

Pedukuhan Banjar menjadi tempat mengajar para anak-anak yang masih duduk di bangku SD. Anak-anak mengatakan kalau mereka antusias namun mereka malas untuk belajar. Menggunakan senjata rayuan untuk belajar, anak-anak mengatakan mau untuk belajar dengan cara yang berbeda, seperti menggunakan kuis, nyanyian bahkan pantun. Dita, (11) yang duduk dibangku kelas 6 SD mengatakan ingin belajar bahasa Inggris. 

Namun sayangnya tidak adanya tenaga pengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di Tepus membuat anak-anak kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris. "Aku kepengen belajar bahasa inggris tapi aku gak bisa", ucap Dita ketika ditanya ingin belajar apa siang itu.

Sekitar pukul 14.00, anak-anak dari Pedukuhan Gunung Buthak tiba dan menambah riuh suasana belajar dan disambut oleh gegap gempita anak-anak, dan tidak jarang ketidak sukaan anak-anak terhadap kedatangan anak-anak dari Pedukuhan Gunung Buthak. 

Suasana semakin meriah ketika anak-anak meminta untuk menyanyi lagu-lagu campursari dan dangdut ditengah-tengah proses belajar. Lagu-lagu dengan judul seperti "bojo galak", "mundur alon-alon", dan "salah apa" dinyanyikan dengan lancar dan anak-anak terlihat sangat hafal dengan lagu-lagu seperti itu.

"Aku nanti kalau sudah besar ingin jadi penyanyi soalnya aku suka nyanyi kak", ucap Fiana (10) ketika ditanya apa cita-citanya kelak. Sebagian besar anak-anak lainnya memiliki cita-cita sebagai guru karena ingin mengajarkan teman dan generasi berikutnya menjadi pintar.

proses pembagian biji kacang hijau (dokumentasi pribadi)
proses pembagian biji kacang hijau (dokumentasi pribadi)
Usai proses belajar, anak-anak melakukan permainan bisik-bisik berantai, dan belajar menanam pohon kacang hijau. Antusiasme anak-anak dalam permainan dan belajar menanam pohon kacang hijau begitu terlihat ketika mereka dengan senang meminta kacang yang sedang dibagikan dan juga gerakan yang diberikan kepada teman satu kelompoknya ketika sedang menyampaikan pesan yang akan diberikan ke teman sekelompoknya.

Ketika hendak usai proses pembelajarannya anak-anak mengeluh karena masih ingin melanjutkan proses belajar mereka, dan bersorak bahagia ketika diberitahu bahwa kelompok akan kembali lagi pekan depan. Para anak-anak tidak keberatan diberikan pekerjaan rumah, bahkan mengatakan bahwa mereka dengan senang hati akan mengisi pekerjaan rumah dengan panjang.

Anak-anak pamit pulang kepada Virgi (dokumentasi pribadi)
Anak-anak pamit pulang kepada Virgi (dokumentasi pribadi)
Tepus sendiri menjadi tempat yang biasa dilakukan untuk melakukan pengabdian masyarakat bagi anak-anak yang kekurangan tenaga pengajar kurang di sekolahnya. Para relawan tetap melakukan kegiatan mengajar mereka di Tepus sebanyak dua kali dalam sebulan. 

Ketika diwawancara, Virgi (19) salah satu relawan tepus, ditanya apakah lelah untuk melakukan perjalanan yang jauh dari kota Yogyakarta menuju Gunung Kidul ia menjawab bahwa awalnya agak lelah karena jauh, namun terbayar ketika bertemu dengan anak-anak di Tepus. "Ya seneng aja ketemu mereka, awalnya aku kasian karena guru dan tenaga pengajar di sini itu dikit banget. Jadi kenapa engga buat membantu anak-anak disini", ucap Virgi (10/11)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun