Mohon tunggu...
Claudy Yusuf
Claudy Yusuf Mohon Tunggu... Administrasi - Salam

"Saya mendapat ilmu ketika membaca maka saya balas dengan menulis untuk berbagi" instagram: Claudyusuf

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Balas Budi Ulat (Tulisan Khusus Hari Ibu)

22 Desember 2010   04:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : royal butterfly agency

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="sumber : royal butterfly agency"][/caption] Ulat hanya menjalankan kodratnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang suka makan daun dan akhirnya merusak tumbuhan. Ulat sadar bahwa dia telah membuat daun-daun itu rusak. Tapi apa daya ulat hanya bisa makan daun. Ulat mungkin mempunyai rasa bersalah terhadap tanaman yang ia tumpangi. Sehingga ulat berusaha memperbaiki diri. Maka bermetamorfosislah dia menjadi kepompong. Saat menjadi kepompong ia berusaha memperbaiki diri menjadi yang lebih baik. Setelah usai memperbaiki diri maka munculah sosok ulat yang berbeda yaitu kupu-kupu. Lalu kupu-kupu itu mencoba untuk membalas budi pada tumbuhan dengan membantu proses penyerbukan pada bunga. Kupu-kupu kini menjadi bahagia karena telah berhasil berterima kasih kepada tumbuhan yang selama ini menjadi tumpuan hidupnya. Manusia juga tak jauh berbeda dengan ulat. Manusia sering menjadi seseorang yang menjadi benalu pada kehidupan orang lain. Kepada siapakah manusia sering menjadi benalu? Tentu kepada orang yang selama ini menjadi tumpuan hidup kita yaitu ibu. Walaupun ibu kita tidak pernah menganggap kita sebagai benalu. Saat kita masih bayi maka kita sama seperti ulat yang sangat bertumpu pada tanaman. Bayi yang seperti ulat juga sangat bertumpu pada ibunya. Ibu kita seperti tanaman yang dengan ikhlas memberi makanan berupa daun kepada ulat. Ibu selalu memberikan ASI disaat kita menangis merengek meminta ASI karena lapar dimana tubuh ini belum dapat menerima makanan yang lain. Saat kita remaja maka kita seperti kepompong yang sedang berbenah diri. Masa remaja dimana kita dapat membedakan mana yang baik dan buruk dengan fikiran yang masih labil. Pada masa ini kita bisa membuat ibu kita bahagia maupun sedih. Tapi kita selalu berusaha bermetamorfosis menjadi yang terbaik untuk ibu kita. Akhirnya munculah kupu-kupu yang sudah sempurna menunjukan kebaikan kepada tanaman. Kupu-kupu sama seperti pada masa kita dewasa yang sudah bisa hidup mandiri dan memberi kebahagiaan kepada ibu. Kebahagiaan berupa barang-barang yang kita beli dengan hasil jerih payah sendiri dan kebahagiaan berupa kasih sayang yang kita berikan kepada ibu kita pada masa tuanya.

Lakukanlah metamorfosis menjadi lebih baik untuk ibu kita

Ulatpun bermetamorfosis menjadi kupu-kupu untuk membalas budi kepada tumbuhan

Kini ulat lebih indah dengan menjadi kupu-kupu bagi tanaman maka kitapun bisa menjadi lebih indah bagi ibu kita yang selama ini merawat kita dengan ikhlas

[caption id="attachment_81170" align="aligncenter" width="300" caption="Selamat Hari Ibu, Ibuku Tercinta"]

12929913651078589789
12929913651078589789
[/caption]

Selamat Hari Ibu Untuk Ibuku Tercinta

Semoga Saya Dapat Bermetamorfosis Menjadi Lebih Baik Hanya Untuk Membahagiakan Ibu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun