Mohon tunggu...
Claudia Benita
Claudia Benita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Airlangga

Personal Thoughts

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Varian Omicron Lebih Berbahaya?

6 Januari 2022   18:00 Diperbarui: 6 Januari 2022   18:04 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: promkes.kemkes.go.id

Virus COVID-19 telah menjajah seluruh belahan dunia. Termasuk Indonesia, hampir 2 tahun pandemi terjadi di Indonesia, dan keadaan terus berubah tidak stabil. Kabar virus delta sudah cukup menggemparkan khalayak umum, namun tidak cukup sampai disitu sudah muncul kembali varian terbaru yang diidentifikasi sebagai varian code B.1.1.529. atau Omicron

Varian  ini  pertama  kali dilaporkan  di  Afrika Selatan pada tanggal 24 November 2021 dan saat ini telah menyebar ke seluruh dunia. Termasuk Indonesia, dilaporkan hingga 5 Januari 2022 kasus Omicron di Indonesia telah mencapai 254 kasus, terdiri dari 239 kasus pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal.

Pertanyaan kita bersama adalah “Apakah varian terbaru ini jauh lebih berbahaya dari varian sebelumnya atau dalam hal ini varian delta yang dicap memiliki tingkat penyebaran yang tinggi?” Jawabannya masih terus diselidiki semua peneliti baik di Indonesia maupun luar negeri. 

Sebelum beranjak lebih lanjut mengenai bahaya dari virus omicron ini, perlu kita ketahui bahwa WHO telah menggolongkan 2 kategori bagi serangkaian virus yang beredar, yaitu  variant  of  interest  (VOI)  dan  variant  of  concern  (VOC). 

Kategori VOI diberikan jika terdapat mutasi baru dengan  implikasi  fenotipenya  bisa  diduga  dan  harus  terpenuhi  satu  mutasi  yang  menyebabkan transmisi lokal atau menyebabkan multipel klaster atau terdeteksi di beberapa negara. Kategori VOI dapat  naik  menjadi  VOC  bila terdapat  beberapa syarat. 

Pertama,    varian    ini    jelas    memiliki    peningkatan     transmisi,     secara     epidemiologi     lebih  cepat. Kedua,  varian  ini  memiliki  virulensi  yang  lebih  tinggi,  sehingga  terjadi  peningkatan  keparahan   terhadap   inangnya,   bahkan   dapat   menyebabkan  kematian.  Ketiga,  varian  tersebut  menurunkan  efektivitas  protokol  kesehatan,  alat diagnostik, vaksin, dan terapi. 

Pada 31 Mei 2021 WHO  telah  menetapkan  4  varian  SAR-CoV-2  sebagai  VOC,  yaitu  varian  Alpha  (B.1.1.7),  Beta  (B.1.351), Gamma (P1) dan Delta (B.1.671.2).

Saat   ini   World   Health   Organization (WHO) telah mengklasifikasikan varian Omicron sebagai    VOC. Klasifikasi   ini   didasari oleh ditemukannya sejumlah besar mutasi pada varian Omicron  dan  beberapa  diantaranya  mengkhawatirkan.  Penelitian awal menunjukkan     adanya peningkatan  risiko  infeksi  ulang  pada  varian  ini  dibandingkan  varian  VOC  lainnya.  

Selain  itu,  varian  ini juga menunjukkan  pertumbuhan  yang  cepat.  Berdasarkan  hal  tersebut  varian  ini  akan  memberikan   dampak   yang   merugikan   secara   epidemiologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun