Mohon tunggu...
Claudia Bella
Claudia Bella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Science

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Yuk, Kenali Produk Permen Edible Film

1 Agustus 2022   16:41 Diperbarui: 1 Agustus 2022   16:46 2153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://m.media-amazon.com/images/I/4137tDLJfnL._AC_SY350_.jpg

Yuk, Kenali Produk Permen Edible Film

Oleh: Claudia Bella Felizia dan Dr. Renny Indrawati, S.TP., M.Nat.Sc.

Istilah edible film bisa jadi terdengar asing atau baru bagi sebagian orang walaupun sebenarnya ternyata sudah pernah kita jumpai. 

Edible film adalah lapisan tipis yang dapat dimakan, umumnya digunakan pada makanan sebagai pembungkus atau diletakkan di antara komponen makanan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas makanan, memperpanjang masa simpan, meningkatkan efisiensi ekonomis, menghambat perpindahan uap air dari dan ke bahan pangan (Winarti, 2012). 

Secara sederhana edible film dapat diartikan sebagai pembungkus atau pelapis makanan yang dapat dimakan. Penelitian dan pengembangan edible film telah banyak dilakukan namun penggunaannya pada bahan makanan masih terbatas karena masih maraknya penggunaan plastik hingga saat ini.

Dapatkah Anda menebak produk apa saja yang telah menggunakan teknologi edible film ini? Salah satu produk yang telah menerapkan edible film adalah permen. Berikut adalah beberapa produk permen yang menggunakan edible film:

  • Permen White Rabbit

Sumber : https://logatfer.wordpress.com/2014/06/20/white-rabbit-creamy-candy/
Sumber : https://logatfer.wordpress.com/2014/06/20/white-rabbit-creamy-candy/

Pada produk ini, inovasi edible film digunakan sebagai pelapis permen yang biasanya terbuat dari kertas. 

Ketika Anda membuka kemasan terluar, maka Anda akan menemukan lapisan tipis yang melekat pada permen dan lapisan ini dapat dimakan serta akan larut saat permen dikulum di dalam mulut. Penggunaan edible film ini sendiri memudahkan konsumen saat mengkonsumsi dan juga ramah lingkungan karena tidak menyisakan limbah apapun.

  • Permen Gofress

Sumber : https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/750x500/photo/kabarbanten/2020/07/Gofress-Xylitol.jpg
Sumber : https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/750x500/photo/kabarbanten/2020/07/Gofress-Xylitol.jpg

Pada zamannya, permen Gofress ini pernah viral karena bentuknya yang berbeda dari produk lainnya. Bentuk permennya menyerupai lembaran kertas yang bisa dimakan dan memiliki manfaat bagi konsumen. 

Permen edible film ini memiliki kelarutan yang sangat baik, sehingga begitu dikulum maka permen akan cepat lumer dan larut oleh air liur di mulut kita. Apakah Anda sudah pernah mencobanya?

  • Permen Yupi Bolicious

Sumber : https://www.yupiland.com/assets/images/Product/marble/sharingisfun/YUPIF-19.jpg
Sumber : https://www.yupiland.com/assets/images/Product/marble/sharingisfun/YUPIF-19.jpg

Produk permen Yupi varian bolicious ini sekilas nampak seperti permen jelly pada umumnya. Namun, jika Anda melihat dari dekat dengan lebih teliti, nampak bahwa permen ini menggunakan edible film sebagai pelapis permen pada bagian yang paling luar.

  • Edible Paper & Pen Candy by Fun Works

Sumber : https://m.media-amazon.com/images/I/810KzUYpMdL._SX522_.jpg
Sumber : https://m.media-amazon.com/images/I/810KzUYpMdL._SX522_.jpg

Produk permen satu ini mungkin masih banyak masyarakat yang belum mengetahuinya. Permen kertas ini diproduksi dan dipasarkan di Amerika. Bentuk permen ini terbilang cukup unik karena berbentuk mirip kertas asli, disertai dengan bolpoin, yang dapat dimainkan dan dikonsumsi. 

Produk satu ini sangat cocok dan aman bagi anak-anak yang ingin bermain dan berkreasi.

Dari contoh-contoh produk edible film di atas, teknologi edible film yang digunakan melibatkan tiga komponen penyusun yaitu hidrokoloid (protein, polisakarida, alginat), lipida (asam lemak, asil gliserol, wax atau lilin) serta komposit keduanya (campuran hidrokoloid dan lipid) (Jacoeb et al., 2014). Bahan yang digunakan juga relatif murah, mudah dimodifikasi secara biologis (biodegradable), dan teknologi pembuatannya yang sederhana.

Bahan baku dan proses pembuatan edible film sebenarnya cukup murah dan mudah dilakukan untuk diaplikasikan pada produk pangan. Namun, sebagian besar produk permen yang ditemukan di pasaran belum banyak yang menerapkan inovasi edible film karena dominasi kemasan plastik. 

Hal ini ditunjukan berdasarkan hasil survei yang didapatkan, dimana kemasan produk di pasaran banyak menggunakan plastik dibandingkan jenis lainnya yang sesuai dengan diagram di bawah ini.

Melihat potensi pasar yang ada, inovasi edible film sangat mungkin untuk dikembangkan dan diterapkan lebih luas di Indonesia, baik pada produk permen maupun olahan pangan lainnya. 

Keuntungan dari penggunaan edible film yaitu dapat melindungi produk, dapat mempertahankan bentuk dari produk sekaligus dapat langsung dimakan, serta aman bagi lingkungan sekitar sangat aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping. 

Selain itu, keunggulan dari penggunaan edible film yaitu dimana inovasi ini sangat aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping sehingga memberikan kenyamanan bagi konsumen pada saat mengkonsumsi.

Seiring dengan berkembangnya teknologi pangan yang ada, inovasi edible film ini akan menjadi salah satu kemasan yang akan berkembang di masa depan. Inovasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti bahan kemasan lainnya seperti plastik yang dinilai kurang ramah dan seringkali menimbulkan permasalahan lingkungan.

Daftar Pustaka

  • Jacoeb AM, Nugraha R, Utari SPSD. (2014). Pembuatan Edible Film dari Pati Buah Lindur dengan Penambahan Gliserol dan Karaginan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.  17(1): 14-21.            
  • Adminunupwt. (2020). Perspective -Teknologi Pangan: Edible Packaging untuk Kemasan Pangan. Teknologi Pangan UNU Purwokerto.
  •  Winarti, C. (2012). Teknologi Produksi dan Aplikasi Pengemas Edible Antimikroba Berbasis Pati. Kementrian Pertanian. Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun