Mohon tunggu...
Claudia PutriPitaloka
Claudia PutriPitaloka Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Money

Mitigasi Risiko Pandemi Covid-19, BI Tempuh Empat Bauran Kebijakan

22 November 2020   11:38 Diperbarui: 23 November 2020   21:21 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap hampir semua aspek dalam kehidupan masyarakat global termasuk di Indonesia. Dampak tersebut dirasakan secara langsung ataupun tidak langsung oleh masyarakat mulai dari aspek kesehatan, pendidikan, sosial,  politik, maupun ekonomi. Namun, dalam lingkup nasional, hal ini tentu menjadi hal yang perlu mendapat penanganan yang tepat. 

Pemerintah telah mengupayakan segala cara untuk dapat menghadapi kondisi pandemi yang tidak terduga seperti saat ini. Misalnya dalam aspek kesehatan, pemerintah Indonesia menunjuk 100 Rumah Sakit Rujukan yang sebelumnya dipakai pada kasus flu burung (Kemkes, 2020) dan menyiapkan 21 kapsul evakuasi, social distancing, maupun era new normal untuk menghadapi Pandemi Covid-19 ini.

Dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian nasional pada quartal III tahun ini, Menteri Keuangan  Sri Mulyani menuturkan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diperkirakan berada di kisaran -1,1 persen hingga 0,2 persen yang pada awalnya pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2020 akan berada pada kisaran -0,4 persen hingga 2,3 persen (Edi dan Jaffry, Ekonomi.Bisnis.com). 

Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan perekonomian nasional melalui kebijakan-kebijakan ekonomi baik kebijkan fiskal maupun Bank Indonesia melalui kebijakan moneter.

Dalam sisi moneter, Bank Indonesia melakukan berbagai upaya untuk mengatasi perekonomian nasional. Saat ini, Bank Indonesia telah menempuh bauran kebijakan untuk memitigasi risiko dampak pandemi COVID-19. Bauran kebijakan Bank Sentral bersinergi dengan kebijakan fiskal dan kebijakan otoritas terkait lainnya berupaya memitigasi risiko dampak pandemi COVID-19 dan mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional. 

Terdapat empat bauran kebijakan Bank Indonesia tersebut diantaranya yaitu; Pertama, melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah; Kedua, memperkuat strategi operasi moneter; Ketiga, menurunkan batasan minimum uang muka dari kisaran 5%-10% menjadi 0% (khusus kendaraan bermotor berwawasan lingkungan) berlaku pada 1 Oktober 2020 (Kompastv, 2020) ; Keempat, memperkuat sinergi perbankan, fintech, pemerintah dan otoritas terkait percepatan digitalisasi.

Bauran kebijakan tesebut dilakukan oleh Bank Sentral dengan mempertimbangkan hasil assessment perkembangan ekonomi global dan ekonomi domestik. 

Pertama, perekonomian global mulai menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan; Kedua, perbaikan pertumbuhan ekonomi domestik mulai terindikasi pada Juli 2020; Ketiga, neraca pembayaran Indonesia teap baik sehingga mendukung sektor eksternal perekonomian Indonesia, yaitu  surplus sebesar USD 9,2 Miliar Amerika; Keempat, nilai kurs rupiah tetap terkendali dengan adanya mekanisme pasar yang berjalan dengan baik; Kelima, kondisi liquiditas lebih dari cukup; Keenam, transmisi suku bunga berlanjut dengan ditopang oleh strategi moneter Bank Indonesia, Quantitative Easing Bank Indonesia hingga Agustus 2020 sebesar Rp. 651,54 Triliun; Ketujuh, sinergi ekspansi moneter dengan percepatan stimulus fiskal pemerintah dengan mendorong pemulihan perekonomian nasional; Kedelapan; stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, namun resiko Covid-19 terhadap stabiltas keuangan tetap dalam pengawasan; Terakhir, kelancaran sistem pembayaran tunai dan non-tunai tetap terjaga. Sembilan hal tersebut yang menjadi pertimbangan Bank Sentral dalam melakukan bauran kebijakan.

Bank Indonesia tetap melakukan pengamatan terhadap dinamika perekonomian nasional Indonesia, pasar keuangan global, dan penyebaran Covid-19 beserta dampak yang ditimbulkan dalam segi perekonomian nasional. 

Selain itu Bank Indonesia juga memperkuat koordiansi kebijakan dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas perekonomian secara makro dan sistem keuangan, serta berupaya untuk terus mempercapat pemulihan ekonomi nasional melalui berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh Bank Sentral.

Kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral tepat dalam mendorong pemulihan perekonomian nasional melalui bauran kebijakan, karena dalam memutuskan penerapan bauran kebijakan tersebut, Bank Sentral telah melakukan beberapa pertimbangan yang mendetail. 

Bank Indonesia mencermati adanya tanda-tanda perbaikan dalam perekonomian global serta dinamika perekonomian nasional sebelum mengambil keputusan bauran kebijakan ini. 

Selama berjalannya bauran kebijakan ini, Bank Sentral tetap mencermati perkembangan perekonomian global, dan dinamika perekonomian nasional yang ditimbulkan oleh adanya penyebaran Covid-19. Bank Indonesia juga terus memantau penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Selain itu, upaya Bank Indonesia memperkuat koordiansi dengan pemerintah terkait kebijakan moneter dan fiskal untuk menjaga stabilitas perekonomian secara makro dan stabilitas keuangan negara patut diapresiasi. 

Bank Indonesia bersama pemerintah juga terus berupaya untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional melalui berbagai kebijakan, baik kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. Pemerintah saat ini tengah melakukan penyesuaian dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini melalui digitalisasi dalam berbagai aspek terutama dari segi perekonomian. 

Dalam hal ini, Bank indonesia dalam bauran kebijakan ini juga melakukan upaya percepatan digitalisasi dengan memperkuat sinergia antara perbankan, fintech, pemerintah, serta pihak otoritas terkait percepatan digitalisasi. 

Saat ini digitalisasi adalah hal yang sangat penting untuk dikembangkan, karena dengan adanya digitalisasi, kegiatan ekonomi utamanya dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien, terutama di masa pandemi Covd-19 ini yang membatasi segala aktivitas masyarakat.

 Seperti kita ketahui bahwa pandemi Covid-19 ini adalah suatu fenomena yang tidak terduga. Sehingga, mau tidak mau baik pemerintah maupun Bank Sentral sendiri harus mampu menyesuaikan dan menghadapi adanya pandemi Covid-19 ini. Hal ini tentu tidaklah mudah, mengingat pemerintah maupun Bank Sentral memiliki rencana untuk mendorong perekonomian nasional dalam jangka panjang serta target pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya. 

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah maupun Bank Sentral melalui kebijakan-kebijakan fiskal dan kebijakan moneter harus berjalan bersinergi satu sama lain, hal ini diimplementasikan melalui salah satu isi bauran kebijakan Bank Sentral yaitu penguatan koordinasi antara Bank Sentral dengan Pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun