Karena aku pernah mendengar, bahwa setiap manusia ada karena kenangan.
Manusia terbentuk dari kenangan yang melekat,menempel dalam tubuhnya,
mengalir dalam setiap degup jantung.
Menjadi sel yang tak bisa terpisahkan dalam diri, entah sebaik atau seburuk apapun kenangan itu.
Rasanya aku harus menarik kata-kataku tentang khayalan ini.
Karena hidup tanpa kenangan pasti akan begitu menyeramkan.
Begitu hampa, dan jauh lebih menyakitkan ketimbang harus mengulang kenangan
dan terjebak di dalamnya, yang hanya bisa dikenang.
Jika hanya ada kenangan yang manis-manis saja dalam benak, apakah kita bahkan memahami arti 'manis' itu?
Jika hanya ada perjumpaan yang kita alami, akankah kita tetap mampu menghargai arti dari sebuah perjumpaan?
Kita manusia lemah, tidak maha tahu seperti Dia.