Mohon tunggu...
Clarissa Belvana Kusuma
Clarissa Belvana Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa dari program studi gizi yang memiliki minat akan kepenulisan dan keilmuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Oversharing dalam Bersosial Media

8 Mei 2023   13:00 Diperbarui: 8 Mei 2023   13:02 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini media sosial didapati mengalami tren di mana banyak masyarakat banyak berbagi informasi pribadi di berbagai platform atau aplikasi yang berpotensi menimbulkan konsekuensi negatif. 

Tren ini menjadi semakin lazim karena media sosial menjadi lebih terintegrasi ke dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak hanya pada kalangan muda, tetapi banyak dari pengguna platform media sosial pada berbagai kalangan usia. Tren ini menjadi sebuah keprihatinan, di mana istilah “kebebasan berekspresi” memiliki arti yang ambigu dan rancu. 

Padahal kebebasan berekspresi mengacu pada hak individu untuk mengekspresikan pendapat, pikiran, dan ide mereka secara bebas di platform media sosial, akan tetapi arti kebebasan tersebut mengacu pada kebebasan yang berbatas. Hak ini dilindungi oleh banyak hukum nasional maupun internasional dan dianggap sebagai hak asasi manusia yang fundamental. 

Pemerintah membatasi kebebasan berekspresi di media sosial melalui undang-undang dan peraturan yang membatasi atau menyensor jenis konten tertentu yang dianggap melanggar. Sehingga, platform media sosial sering kali memiliki panduan komunitas dan ketentuan layanan yang melarang jenis konten tertentu, seperti ujaran kebencian, pelecehan, dan berita palsu. 

Membagikan informasi dan mengekspresikan diri di media sosial bisa menjadi hal yang positif ketika hal tersebut menjadi bermanfaat, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas pengguna media sosial. 

Contohnya, akhir-akhir ini marak pengungkapan kasus yang diawali oleh unggahan-unggahan pengguna media sosial, sehingga kasus tersebut ramai dan dengan cepat diungkap oleh pihak berwajib. Akan tetapi, pengguna media sosial jelas-jelas harus mengerti bahwa terdapat konsekuensi potensial dari aktivitas online. Di mana, konsekuensi negatif dari oversharing media sosial terhadap masyarakat meliputi:

  1. Masalah privasi

Berbagi informasi pribadi di media sosial dapat membahayakan privasi dan membuat penggunanya rentan terhadap kejahatan dunia maya seperti pencurian identitas, peretasan, dan serangan phishing.

  1. Kerusakan reputasi

Banyak konten yang dibagikan dan dianggap tidak pantas atau kontroversial serta dapat merusak reputasi orang lain yang memengaruhi hubungan pribadi dan profesional oleh masyarakat pengguna media sosial.

  1. Cyber-bullying 

Berbagi informasi pribadi dapat membuat pengguna menjadi target cyber-bullying, terutama jika membagikan informasi sensitif tentang diri diri sendiri atau orang lain.

  1. Masalah kesehatan mental

Berbagi di media sosial secara berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya, terutama jika merasakan tekanan untuk menunjukkan citra tertentu atau menerima umpan balik negatif dari orang lain atau pengguna lain.

Untuk menghindari konsekuensi negatif ini, penting untuk memperhatikan informasi yang pengguna bagikan di media sosial dan menggunakan pengaturan privasi untuk mengontrol siapa yang dapat melihat konten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun