Mohon tunggu...
Clarisa Putri
Clarisa Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penanggulangan Kemiskinan serta Pengangguran di Bondowoso

14 September 2022   14:20 Diperbarui: 14 September 2022   14:34 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu kabupaten yang berada di bagian timur Provinsi Jawa Timur berjarak sekitar 200 km dari ibukota Provinsi (Surabaya). Secara geografis wilayah Kabupaten Bondowoso terletak pada koordinat antara 113°48′10″ - 113°48′26″ BT dan 7°50′10″ - 7°56′41″ LS.

Seluruh wilayah Kabupaten Bondowoso merupakan daratan, dimana 44,4% wilayahnya merupakan pegunungan dan perbukitan, 30,7% merupakan dataran rendah, dan 24,9% merupakan dataran tinggi. Kabupaten Bondowoso memiliki tingkat kemiringan lereng yang bervariasi. Kondisi datar dengan kemiringan 0o-2o seluas 190,83 km2 (12,23%), landai 2o-15o seluas 568,17 km2 (36,42%), agak curam 15o-40o seluas 304,70 km2(19,53%) dan sangat curam diatas 40o seluas 496,40 km2 (31,82%).

Ditinjau dari ketinggiannya, hamparan wilayah Kabupaten Bondowoso berada pada ketinggian rata-rata sekitar 253 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan puncak tertinggi 3.287 meter dpl dan terendah 54 meter dpl. Hamparan tersebut dikelilingi oleh gugusan Pegunungan Kendeng Utara dengan puncak Gunung Raung, Gunung Ijen dan Gunung Widodaren disebelah Timur, Pegunungan Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Kilap dan Gunung Krincing di sebelah Barat, sedangkan di sebelah Utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa.

Wilayah Kabupaten Bondowoso tidak dilalui jalur utama Pantura yang menghubungkan Banyuwangi – Situbondo – Probolinggo – Pasuruan – Surabaya, juga tidak dilalui jalur selatan yang menghubungkan Banyuwangi – Jember – Lumajang – Probolinggo – Pasuruan – Surabaya. Kabupaten Bondowoso hanya dilalui jalur provinsi antara Situbondo – Bondowoso – Jember atau sebaliknya. Kabupaten Bondowoso juga merupakan satu-satunya kabupaten di daerah tapal kuda yang tidak memiliki garis pantai. Bondowoso merupakan Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Timur, dan terletak di antara Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember. 

Kabupaten bondowoso memiliki julukan yaitu Kota Tape. Karena, Bondowoso terkenal akan makanan berupa tape dan singkong. Julukan kota tape ini diambil dari kekhasan makanan ini. sebenarnya, tape di Bondowoso diolah seperti tape-tape pada umumnya. Tetapi, di Bondowoso tape ini diolah menjadi beberapa olahan lagi yang menjadi aneka makanan khas di Kabupaten Bondowoso, seperti tape bakar, prol tape, keripik tape, dodol, suwar-suwir, dsb. Selain Tape, Bondowoso juga dikenal dengan sebutan sebagai Repulik Kopi (BRK) karena di Bondowoso hampir mencapai 30% lahan yang dikembangkan untuk budidaya tanaman kopi, dan saat ini menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia. Kekhasan kopi di Bondowoso ini contohnya yaitu kopi arabika, jenis kopi ini mempunyai cita rasa yang manis yang bersamaan dengan rasa mint alami yang keluar secara alami pada saat berada di mulut. Kopi arabika inilah sebutan untuk kopi dari perkebunan PTPN XII yang terdapat di kawasan gunung Ijen Kecamatan Ijen dan Sumberwringin, bahkan Kopi Bondowoso tidak hanya laku dan digemari di dalam negeri, tetapi telah mampu bersaing dan telah dilakukan eksport ke luar negeri.

Berdasarkan gambaran umum kondisi Kabupaten Bondowoso dari aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek daya saing dan pelayanan umum, terdapat aspek pembangunan yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan, namun demikian masih terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi dan perlu ditangani melalui serangkaian kebijakan serta program secara terencana, terukur, sinergis, serta berkelanjutan (sustainable), salah satu permasalahan yang sangat strategis dan perlu mendapatkan perhatian dalam rangka meningkatkan kesejahteraaan masyarakat, diantaranya adalah masalah kemiskinan dan pengangguran.

Jika membicarakan tentang Kabupaten Bondowoso yang terpikir dalam benak pertama kali ialah kota yang kecil, yang miskin. Padahal selain kenegatifan pikiran orang tentang Kabupaten Bondowoso, sebenarnya Bondowoso kaya akan keanekaragaman wisata alamnya serta terkenal dengan sebutan kota Tape dan Bondowoso Republik Kopi (BRK)  Kekayaan Alam yang ada di Bondowoso banyak sekali. Mulai dari Kawah Wurung yang biasa disebut padang savana atau padang rumput, selanjutnya ada Gunung Ijen yang memiliki blue fire, dimana blue fire ini hanya ada dua di Dunia salah satunya Indonesia dan satunya lagi ada di Islandia, terdapat juga Air Terjun, Batu Soon dan masih banyak lainnya. Banyak orang berfikiran bahwa Kabupaten Bondowoso ialah kota yang miskin.  memanglah benar adanya, Bondowoso masuk kedalam kategori sepuluh dari Kabupaten termiskin yang ada di Jawa Timur.
Permasalahan kemiskinan di Bondowoso masih terus dicari akar solusinya. setiap tahunnya angka kemiskinan di Kabupaten Bondowoso terus mengalami peningkatan. Di antara daerah tapal kuda lainnya Bondowoso mendapatkan peringkat pertama dalam angka kemiskinan. Yang mana pada tahun 2019 angka kemiskinan mencapai 13,33%, di tahun 2020 mencapai 14,17%, selanjutnya di tahun 2021 mencapai 14,73%. Pada 2021 ini angka kemiskinannya naik menjadi 115.175 orang.

 Menurut kepala Dinas sosial, salah satu faktornya ialah akibat pandemi covid-19. Pandemi covid ini membuat banyak warga Kabupaten Bondowoso yang menjadi pengangguran, adanya pengurangan tenaga kerja di pabrik menjadi salah satu akibat banyaknya warga di Kabupaten Bondowoso menjadi pengangguran. Permasalahan pengangguran ditunjukkan dengan angka tingkat pengangguran terbuka sebesar 2,09%, walaupun cukup rendah namun demikian jumlah absolutnya sebesar 9.286 jiwa masih perlu mendapat perhatian. Pertumbuhan angkatan kerja baru harus terus menerus diimbangi dengan peningkatan akses terhadap lapangan pekerjaan, sehingga tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat. Akibatnya, Jika angka pengangguran naik, maka angka kemiskinannya pun ikut naik. ini yang mengakibatkan data kemiskinan di Bondowoso terus meningkat.

Kondisi faktual yang dihadapi penduduk miskin di Kabupaten Bondowoso adalah masih rendahnya akses penduduk miskin terhadap pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, usaha dan permodalan, hal ini bisa kita lihat dari data sebagai berikut :

1. Akses terhadap Pendidikan
Rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan di Kabupaten Bondowoso dapat dilihat dari angka rata rata lama sekolah di di Kabupaten Bondowoso hanya mencapai 5,62 tahun sedangkan capaian Jawa Timur adalah 7,34 tahun. Banyak masyarakat kurang paham apa itu pendidikan yang baik serta berkualitas. Akhirnya ini membuat para masyarakat menyepelekan guna pendidikan, banyak yang menganggap pendidikan hanya membuang-buang waktu, padahal mereka belum mengetaui dampak pendidikan untuk kita nantinya. Pendidikan menjadi patokan untuk kita melanjutkan kehidupan di masa mendatang. Maka dari itu, jika masyarakat semakin banyak yang tidak melanjutkan sekolah maka angka pengangguran nantinya akan terus bertambah. Oleh karena itu, sosialisasi tentang arti pentingnya pendidikan dalam rangka peningkatan kesejahteraaan masyarakat ini perlu terus dilaksanakan di Kabupaten Bondowoso. Penanganan kasus rendahnya kersadaran masyarakat akan arti pentingnya berpendidikan ini tidaklah semudah kita membalikkan telapak tangan, tetapi perlu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dana, dan semangat, serta kemauan yang keras dari semua pihak untuk mewujutkannya, karena permasalahan tersebut tidak hanya menyangkut urusan pribadi atau individu saja, akan tetapi menyangkut masalah Sumber Daya Manusia, bahkan bisa menjadi pertaruhan eksistensi bangsa dan negara dimasa yang akan datang dan di era global yang penuh dengan tantangan dan persaingan ini.

2. Kesadaran tentang arti pentingnya Kesehatan.

Di beberapa wilayah pedesaan yang ada di Kabupaten Bondowoso masih terdapat keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih, sanitasi lingkungan, rumah tidak layak huni serta kecukupan pangan, hal ini disebabkan karena tingkat kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya Kesehatan masih rendah, sehingga berdampak terhadap produktifitas sumberberdaya manusianya yang kurang produktif.

3. Kesempatan Kerja

Di Bondowoso ini juga masih terdapat kesenjangan antara kawasan pedesaan dan pekotaan, harusnya hal ini menjadi penyemangat upaya untuk mendorong pembangunan di kawasan pedesaan Kabupaten Bondowoso. Pembangkitan ekonomi-ekonomi kreatif di pedesaan dapat dikembangkan secara optimal sesuai dengan potensi lokal, hal ini diharapkan bisa membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat di pedesaan dan endingnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, dan masih banyak lagi peluang usaha yang bisa dikembangkan sesuai dengan branding Bondowoso sebagai Kota Tape maupun sebutan Bondowoso Republik Kopi (BRK) yang menjadi karakteristik atau ciri khasnya, yang didukung dengan berbagai destinasi wisata alam yang sangat menarik, strategis, dan potensial untuk kesempatan membuka lapangan pekerjaan baru.

Sebagai contoh dalam hal ini, pemerintah dapat membangun lapangan pekerjaan lagi bagi masyarakat seperti membuka stand kopi khas bondowoso yang dapat memanfaatkan tenaga kerja dari masyarakat Bondowoso sendiri. Pedesaan juga sebagai pemasok industri hasil pertanian ini diharapkan dapat menjadi wadah penambah kesejahteraan masyarat di Kabupaten Bondowoso.

4. Usaha dan Permodalan

Pertumbuhan angkatan kerja baru harus terus menerus diimbangi dengan peningkatan akses terhadap lapangan pekerjaan, sehingga tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat. Tingkat kesesuaian ketrampilan tenaga kerja dengan kebutuhan pasar kerja, serta akses informasi bagi angkatan kerja terhadap lapangan kerja yang tersedia masih perlu mendapat perhatian, agar dapat bersaing maka informasi pasar kerja harus dapat diperoleh dengan mudah dalam rangka memperlancar akses usaha. Untuk pengembangan kegiatan usaha pasti tidak terlepas dari kegiatan permodalan usaha, oleh karena itu dalam hal ini kepedulian, kebijakan, dan intervensi  Pemerintah dalam bentuk kebijakan regulasi tentang sistem investasi, subsidi, bantuan modal berupa alat maupun vinansial bahkan diklat kompetensi pelaku usaha muda sangatlah diperlukan untuk kelancaran kegiatan usaha.

Semoga permasalahan Kemiskinan serta pengangguran di Bondowoso segera menemukan titik terangnya.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun