Mohon tunggu...
Clara Anugrah Barus
Clara Anugrah Barus Mohon Tunggu... Guru - Educator

To be an educator is not about job, it's about CALLING

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melibatkan Peran Orangtua dalam Melakukan Pendekatan Behaviorism kepada Anak

10 September 2021   00:30 Diperbarui: 10 September 2021   00:45 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang tua memiliki peranan yang fundamental dalam perkembangan seorang anak. Kita tidak boleh melupakan peran orang tua sebagai pendidik utama dalam perkembangan seorang anak. Ditambah lagi dengan keadaan pandemi seperti ini yang mengharuskan anak belajar dari rumah dan disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan bagi proses perkembangan anak.

Menurut B.F Skinner, teori belajar behaviorisme adalah hubungan antara stimulus dengan respon yang ditunjukkan individu atau subyek terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. 

Teori behaviorisme ini merujuk kepada perubahan perilaku. Perubahan perilaku seorang anak diperlukan kolaborasi bukan hanya antara guru dan murid tetapi juga perlunya kerjasama antara guru, murid dan juga orang tua. 

Menurut B.F Skinner ada dua macam conditioning yang dapat diterapkan pada teori ini yaitu responden conditioning dan Operant Conditioning. Ada dua prinsip umum dalam operan conditioning:

  • Setiap respon yang diikuti stimulus yang memperkuat reward akan cenderung diulangi.
  • Reinforcing stimulus atau stimulus yang bekerja memperkuat reward, akan meningkatkan kecepatan (rate) terjadiya operan. Dengan kata lain reward akan meningkatkan diulanginya suatu respons.

(Halim, P, 2019, 50)

Pendekatan teori behaviorism ini saya terapkan dalam praktik mengajar di kelas. Pengalaman saya waktu mengajar, saya menerapkan punishment dan reward terhadap perilaku anak. Selain saya memberikan reward berupa verbal seperti "good job", "nice", "excellent", dsb kepada setiap perilaku anak yang baik,  saya juga menerapkannya dengan menggunakan smile face and sad face board yang saya pajang di papan tulis kelas.  

Penerapan ini dilakukan jika ada anak yang menunjukkan perilaku yang baik saya akan cantumkan namanya di smile face dan jika ada anak yang perlu ditegur karena perilakunya yang kurang baik saya akan mencantumkan namanya di sad face.  Penerapan seperti ini cukup efektif saya lakukan di kelas dan dapat memberi stimulus ke anak untuk dapat berperilaku baik.

Smile face and sad face board (Dokpri)
Smile face and sad face board (Dokpri)
 

Apa yang saya terapkan di kelas, saya beritahukan juga kepada orang tua. Hal ini bertujuan agar orang tua mengetahui perkembangan sikap anak selama di kelas. 

Perkembangan perilaku anak akan dilaporkan kepada orang tua melalui parent teacher conference dimana orang tua akan menerima laporan secara naratif terhadap perkembangan perilaku anak di kelas. 

Dengan melibatkan peran orang tua di dalamnya, bukan hanya dapat membantu guru dalam mendidik anak. Namun, dapat membawa anak juga bertumbuh secara holistis baik di sekolah maupun di rumah.

Parent Teacher Conference (Dokpri)
Parent Teacher Conference (Dokpri)

(By: Clara Anugrah Barus)

Daftar Pustaka:

Halim Purnomo (2019). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UMY

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun