Mohon tunggu...
Citra Puspita Maratus
Citra Puspita Maratus Mohon Tunggu... Mahasiswa

MBKM MD 2025

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

No Waste, Just Impact : Mahasiswa MBKM MD 2025 Dukung RW 03 GadingKasri dalam Mewujudkan SDGs 11&12 Melalui Pengolahan Limbah Oragnik Jadi Eco Enzim

18 Maret 2025   22:00 Diperbarui: 18 Maret 2025   22:24 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TIM Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) MBKM Membangunan Desa 

Malang, 16 Maret 2025 – Kelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) MBKM Membangunan Desa telah mengambil langkah proaktif dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan lingkungan di masyarakat. Dalam upaya mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, warga RW 03, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang, menggelar Pelatihan Pengolahan Limbah Organik Menjadi Kompos dan Eco Enzim di Kedai RT.10, Kelurahan Gading Kasri. Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dihadiri oleh warga setempat serta Ketua RT dan RW. 

Tujuan-Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dalam mengolah limbah organik rumah tangga menjadi produk bernilai guna, seperti kompos dan eco enzim. Dengan penerapan ilmu yang diperoleh, diharapkan warga dapat mengurangi limbah organik yang berakhir di TPA serta memanfaatkan eco enzim untuk berbagai keperluan rumah tangga.

Program pelatihan ini bukan hanya sekadar kegiatan edukatif, tetapi juga bagian dari upaya untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dan SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Dengan meningkatnya kesadaran akan pengelolaan sampah organik, RW 03, Gading Kasri diharapkan dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam menerapkan pola hidup ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Pendekatan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah pendekatan partisipatif dan edukatif, di mana masyarakat tidak hanya menerima materi secara teori tetapi juga langsung terlibat dalam proses pembuatan eco enzim. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai manfaat eco enzim serta memberikan keterampilan praktik dalam pembuatannya. Materi disampaikan melalui ceramah interaktif yang dikombinasikan dengan diskusi dan sesi tanya jawab agar peserta dapat memahami informasi dengan lebih baik.

Gambar 1. Penyampaian Materi Oleh Bapak Piet Kamarur Akhir
Gambar 1. Penyampaian Materi Oleh Bapak Piet Kamarur Akhir
Materi utama disampaikan oleh Bapak Piet Kamarur Akhir yang menjelaskan tentang apa itu eco enzim, cara kerjanya, serta manfaatnya untuk lingkungan dan kesehatan. Pada tahap ini, masyarakat diberikan pemahaman dasar tentang konsep eco enzim, serta pentingnya pengelolaan sampah organik secara efektif untuk mengurangi polusi. Materi juga mencakup informasi tentang bagaimana eco enzim dapat digunakan sebagai pupuk cair pada tanaman dan pembersih alami. Perlu dicatat bahwa eco enzim ini tidak untuk dikonsumsi oleh manusia, meskipun memiliki manfaat bagi kesehatan  manusia dalam hal penggunaannya sebagai produk  yang hasil dari fermentasi bahan sampah organik, seperti kulit buah. 

Setelah penyampaian materi, pelatihan dilanjutkan dengan sesi praktik secara langsung dalam pembuatan eco enzyme. Pada sesi ini, masyarakat dapat melihat secara langsung untuk mempraktikkan cara membuat eco enzyme dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan, seperti kulit buah, biasanya terbuang sia-sia. Narasumber memberikan panduan langkah demi langkah, mulai dari menjaga kebersihan wadah, mengaduk bahan secara teratur, dan menyimpannya di tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung. Dengan adanya praktik langsung ini, masyarakat dapat memahami dengan jelas bagaimana cara membuat eco enzyme di rumah mereka sendiri, dan juga  masyarakat diharapkan dapat mengikuti proses ini dengan cermat dan memahami setiap langkah yang dijelaskan.


Gambar 2. Kegiatan pelatihan praktik secara langsung dalam pembuatan Eco enzim bersama  Pak Piet dan warga setempat serta Ketua RT dan RW
Gambar 2. Kegiatan pelatihan praktik secara langsung dalam pembuatan Eco enzim bersama  Pak Piet dan warga setempat serta Ketua RT dan RW
Warga setempat, terutama ibu rumah tangga, tampak antusias mengikuti pelatihan ini.  Selama mengikuti pelatihan praktik ini, masyarakat juga diberi kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan narasumber mengenai kendala atau pertanyaan yang mereka hadapi dalam proses pembuatan eco enzyme. Diskusi ini membantu peserta memperoleh informasi lebih dalam mengenai proses fermentasi, serta berbagai cara untuk memaksimalkan hasil eco enzyme yang dihasilkan. Melalui pelatihan ini, masyarakat tidak hanya belajar tentang pengelolaan sampah yang lebih baik, tetapi juga mendapatkan pengetahuan praktis yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan.

Hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Secara keseluruhan, pendekatan yang digunakan dalam pelatihan ini dirancang untuk memastikan bahwa masyarakat tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga keterampilan dan motivasi untuk terus menerapkan serta menyebarkan praktik pembuatan eco enzim di komunitas mereka.

Pelatihan ini tidak hanya memberi dampak positif terhadap pengelolaan sampah rumah tangga, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan sekitar. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengelola sampah organik mereka menjadi eco enzim atau kompos, diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Selain itu, penggunaan eco enzim sebagai pembersih alami mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. 

Melalui kegiatan ini, kelompok mahasiswa UM berharap dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan desa yang berkelanjutan. Selain membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan lingkungan, pelatihan ini juga menjadi wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga, yang pada akhirnya dapat memperbaiki kualitas hidup mereka. Dengan adanya dukungan penuh dari masyarakat setempat, diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan untuk menciptakan desa yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun