Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kemenangan Bersama

27 Agustus 2013   22:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:43 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kira-kira tiga setengah tahun lalu, saat sedang enak-enak liburan di rumah, pembimbing saya mengirimkan email yang isinya kurang lebih begini, "kamu coba ikut seleksi Outstanding Youth mewakili mahasiswa Indonesia di kampus ini".

Duar.

Ceritanya, setiap tahun di kampus ada seleksi Outstanding Youth, di mana dari masing-masing fakultas akan dipilih dua orang yang dinilai memiliki kemampuan lebih dan bisa menjadi panutan untuk mahasiswa lain. Kebetulan tahun itu saya adalah ketua perhimpunan mahasiswa Indonesia di kampus, sehingga pembimbing saya menyarankan begitu. Awalnya saya kurang tertarik, terutama karena saya merasa tidak memiliki "modal" untuk maju seleksi. Tapi ya begitu, kata-kata sakti "coba kamu ikut" itu sebenarnya perintah. Jadilah saya kasak-kusuk mencari info bagaimana caranya ikut seleksi Outstanding Youth ini. Usut punya usut, deadline jurusan saya ternyata sudah mepet sekali dan hanya terpaut dua hari dari tanggal saya tiba kembali di Taipei. Prosesnya sendiri cukup panjang: seleksi tingkat jurusan, fakultas, lalu universitas; semuanya dalam waktu 3 bulan.

Jadilah begitu tiba di Taipei saya harus ngebut mengumpulkan segala macam persyaratan administrasi, meminta surat rekomendasi, hingga membuat slide untuk presentasi. Heboh seheboh-hebohnya dan pengen ngamuk ke pembimbing karena memberi tahunya mepet, tapi ya mana berani. Hihihi. Setelah dinyatakan oke untuk seleksi tingkat jurusan, saatnya maju ke seleksi tingkat fakultas. Masing-masing jurusan mengirimkan 2-4 wakil, tergantung jumlah mahasiswa, lalu para kandidat harus presentasi lagi di depan komite gabungan para profesor senior di tiap fakultas. Ngeri-ngeri disko juga karena kandidat lainnya jago-jago, ada yang menang lomba ini itu tingkat nasional, ada yang nilainya selalu A, dan apalah saya. Mana membawa nama "mahasiswa Indonesia" dan sekaligus nama Indonesia, jadi saya harus memberikan usaha yang terbaik.

Waktu presentasi dan tanya jawab cukup 10 menit, padahal persiapannya sebulan lebih. Yang ditanyakan ke saya adalah bagaimana saya berkontribusi pada kampus, karena saya mengajukan diri di bidang ekstrakurikuler (bukan akademik) dan sebagai ketua perhimpunan pelajar Indonesia. Saya jawab apa dong? Rahasia. Hahaha. Bercanda. Jawaban saya waktu itu kira-kira begini: pada dasarnya ketika sebuah sekolah membuka diri untuk mahasiswa asing, mereka juga membuka diri untuk berbagai wawasan baru, sekaligus tantangan baru. Wawasan dalam hal budaya, akademis, hingga koneksi dan interaksi, sekaligus tantangan untuk memberikan fasilitas dan "rumah" untuk mahasiswa asing. Ke depannya interaksi seperti ini bisa melebar, tidak hanya dalam lingkup akademis dan antara sekolah-mahasiswa, melainkan bisa juga ke bidang lain (misalnya pariwisata, ekonomi, tenaga kerja) yang dijembatani oleh koneksi dan pengertian antara dua belah pihak, dalam hal ini Taiwan dan Indonesia.

Buktinya saat ini Departemen Pendidikan Taiwan sudah punya Taiwan Education Center di Indonesia, yang mempermudah akses pelajar atau mahasiswa Indonesia yang ingin studi lanjut di Taiwan.

Setelah beberapa hari, dengan penilaian dari berbagai segi termasuk kelengkapan dokumen, bukti keaktifan di banyak acara, lalu presentasi dan tanya jawab, saya dinyatakan sebagai salah satu wakil Fakultas Teknik untuk maju ke seleksi Outstanding Youth tingkat universitas.

13776181531241930537
13776181531241930537
(penghargaan dari dekan)

Seleksi tingkat akhir ini formal sekali, masing-masing kandidat harus diwawancara oleh dua panel komite yang terdiri dari profesor-profesor di kampus dan alumni yang sudah punya 'nama'. Masing-masing kandidat tidak hanya harus berpakaian formal, juga harus mengikuti jadwal yang sudah ditentukan hingga menit-menitnya. Jam sekian menit kesekian sudah harus datang, jam kesekian menit berikutnya sudah siap di depan ruang wawancara, jam kesekian menit kesekian lagi masuk ruangan. Kali ini tidak ada presentasi, hanya memperkenalkan diri dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh panel. Dalam bahasa Inggris (karena bahasa Mandarin saya kacau abis). Saat menunggu giliran wawancara, para kandidat saling berkenalan dan tambah tidak karuan rasanya melihat pencapaian mereka yang luar biasa. Ah, saya mengatakan pada diri sendiri, you have done your best, the result is not in your hands.

Beberapa hari kemudian..... *jeng-jeng*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun