Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kurasi: Lima Buku Relevan di Masa Pandemi (Bagian 1)

2 April 2020   21:06 Diperbarui: 3 April 2020   01:05 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari i-systemasia.com

Terasa familiar dengan apa yang terjadi masa ini?

Baca di: OverDrive

Factfulness -- Hans Rosling

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Beberapa minggu lalu, seorang saintis data dan pencerita (dia memanggil dirinya sendiri demikian) memperlihatkan grafik dan angka konsumsi energi di Jerman setelah Jerman Barat dan Timur bersatu hingga saat ini. 

Jika dilihat sekilas, ceritan singkatnya adalah konsumsi energi di Jerman naik setelah kira-kira sepuluh tahun dari tahun bersatunya dua bagian negara ini. 

Tidak istimewa? Mungkin. Namun sang pencerita kemudian melanjutkan kisahnya: garis hampir datar yang terjadi selama sepuluh tahun pertama adalah karena Jerman Barat dan Timur memiliki pola konsumsi yang jauh berbeda, dan juga karena sistem pencatatan resmi yang tak sama.

Pendek kata: di balik data, ada cerita dan konteks.

Rosling mencoba merangkum beberapa mispersepsi kita mengenai data, di antaranya bahwa kita sering terfokus pada sesuatu yang menakutkan lebih dulu (disebutnya "insting ketakutan") dan mispersepsi ukuran (bila hanya ada beberapa angka tanpa pembanding, kita cenderung susah melihat nilai sebenarnya). 

Terkadang kita juga kehilangan perspektif, karena cenderung melihat angka dan data dalam periode waktu yang terlalu pendek atau terlalu jauh, serupa dengan pengalaman saya melihat grafik konsumsi energi Jerman tadi. Misperspesi tentang angka dan data sering terjadi karena kita tak paham kisah di belakangnya.

Di satu sisi, saya sedikit merasa bahwa buku ini memiliki kesan "jahat" atau "dingin". Rosling memberikan satu contoh mengenai tornado/angin topan. Dalam pemberitaan harian, koran akan menuliskan betapa tornado memporakporandakan kota, merusak sekian banyak fasilitas dan rumah, dan menimbulkan puluhan korban jiwa. 

Rosling memberikan perspektif, jika dilihat dari data dan angka tornado dalam beberapa puluh (dan ratus) tahun terakhir; tornado sebenarnya "lebih ramah" -- korban jiwa yang ditimbulkan dan kerusakannya bisa dikurangi dengan adanya teknologi prakiraan cuaca dan aksi preventif. Perspektifnya benar, namun terkesan tak peduli dengan mereka yang kehilangan anggota keluarga atau kawan karena tornado.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun