Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Listrik Surya? Mau Pake Sih, tapi...

7 Agustus 2019   14:23 Diperbarui: 7 Agustus 2019   17:36 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instalasi listrik surya atap di sebuah rumah di Depok, Jawa Barat | dokpri

Apa Kata Masyarakat?
Meski memiliki intensitas radiasi dan power output yang cukup tinggi serta memiliki target pembangkitan listrik dalam Kebijakan Energi Nasional sebesar 6,5 GW dari energi surya pada tahun 2025 perkembangan energi surya di Indonesia relatif lebih lambat dibandingkan negara-negara Asia lainnya. 

Hingga akhir tahun 2018, total kapasitas terpasang pembangkit listrik surya baru mencapai 95 MW, sedangkan RUPTL (Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik) PLN 2019 -- 2028 hanya menargetkan pembangunan 2 GW PLTS hingga 2028.

Oke, Indonesia memiliki potensi teknis yang tinggi, tak hanya untuk bangunan rumah (di atas atap), tapi juga untuk bangunan lain dan untuk skala besar (kebun solar). 

Ada beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia, misalnya soal kehandalan jaringan (baca: Kutukan Gerhana). Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan PLN untuk memastikan pasokan listrik tidak terganggu dengan masuknya energi surya (studi menunjukkan jaringan Jawa-Bali dan Sumatera mampu menyerap energi terbarukan). Tapi kali ini saya tidak bicara teknis, melainkan suara masyarakat.

Dengan potensi energi surya yang luar biasa, mengapa masyarakat belum banyak yang menggunakannya di rumah mereka? Kami bertanya pada masyarakat di Jabodetabek dan Surabaya, khusus untuk isu ini. Sebenarnya mereka tahu atau nggak, tertarik atau nggak sih dengan listrik surya atap?

Secara umum, konsep listrik surya atap bukan sesuatu yang asing bagi masyarakat. Satu di antara 2 orang di Jabodetabek dan 7 dari 10 orang di Surabaya pernah mendengar tentang PLTS dan listrik surya atap. Persepsi dominan responden mengenai listrik surya atap adalah energi dari surya. 

Selain persepsi bahwa listrik surya atap adalah listrik dari surya, responden di Jabodetabek menunjukkan persepsi yang berbeda dengan responden di Surabaya. 

Di Jabodetabek, masyarakat juga memiliki persepsi bahwa energi surya memiliki manfaat penghematan biaya listrik. Sedangkan masyarakat Surabaya lebih mengasosiasikan listrik surya atap sebagai teknologi yang maju, keren, dan modern. Yang juga umum di dua kota ini adalah persepsi bahwa listrik surya atap memiliki dampak positif pada lingkungan. 

Satu di antara lima responden di Surabaya mendapatkan informasi mengenai listrik surya atap dari media, yaitu televisi, media sosial, dan Youtube. Banyak juga dari mereka yang pernah melihat panel surya secara langsung, terutama dari penerangan jalan umum (PJU), melihatnya terpasang di rumah orang dan di bangunan pemerintah serta perkantoran. 

Jumlah responden yang pernah melihat secara langsung penggunaan panel surya ini jauh lebih tinggi dibanding responden di Jabodetabek; di mana paparan informasi mengenai panel surya di Jabodetabek didominasi oleh media (8 dari 10 orang), diikuti dengan cerita orang lain (words of mouth).

Informasi yang komprehensif mengenai listrik surya atap memang belum merata. Sosialisasi mengenai listrik surya atap masih terbatas, begitu pula dengan ulasan di media massa. Kurangnya informasi yang lengkap dan objektif serta sosialisasi yang masif membuat masyarakat belum memahami listrik surya atap, penggunaan, serta manfaatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun