Mohon tunggu...
Citra Andriani
Citra Andriani Mohon Tunggu... Lainnya - Hello !!

Terus belajar, berproses dan saling berbagi IG : @citrandrn FB : Citra Andriani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Citra-Story#23 | Tentang Nasihat

28 Maret 2020   23:25 Diperbarui: 28 Maret 2020   23:31 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mbak Citra belum tau apa itu dewasa" kalimat pembuka sore itu. Kami baru saja selesai dzikir sore. Tiba-tiba Siska datang membawa kue, usut punya usut ternyata kue itu hadiah dari Bu Enny.

"Mbak citra hanya berusaha menjadi diri sendiri, itu sebabnya Mbak Citra selalu bilang kita belajar bersama"

"Mbak Citra berusaha membuat suasana asrama menjadi nyaman, aman sehingga kita jadi lebih terbuka, mudah bercerita apapun itu, saling menasihati, saling mengingatkan". Imbuhku.

Jika diingat berada dititik ini sangat tidak mudah, layaknya besi yang ditempa. Di asrama hatilah yang paling sering ditempa.
"Jangan jadikan asrama sebagai beban, karena kalian akan merasa tertekan, gak nyaman. Jadikan asrama itu rumah." Mudah sekali bicara begitu, dulu saja bawaannya mau pulang, ga betah di asrama. Semakin kesini aku semakin paham alasannya. Saatnya berbagi.


"Gak selamanya di asrama menyenangkan, tapi gak semuanya di asrama juga hal yang buruk. Dulu Mbak Citra juga ada marah, sedih, jengkel. Tapi Mbak Citra yakin pasti ada alasannya. Dan mbak Citra yakin kalian juga bisa begitu" nasihat lainnya rasanya seperti bercermin.

"Jadi diri sendiri, bedakan mana yang baik dan buruk, jika ada yang menasihati kalian, itu artinya masih ada yang peduli pada kalian"

Sore itu ditutup dengan makan Roti Citra bersama hahahaha

Dulu jadi pembimbing adalah hal yang sulit, tidak menyenangkan. Tapi semua memang butuh proses. Meskipun lika liku nya panjang. Apalagi pembimbing sebelum-sebelumnya punya sifat berbanding terbalik denganku, sedih kan hahaha. Dibanding-bandingkan kan gaenak tapi ya gapapa. Lagi-lagi namanya proses. Intinya jadi contoh itu gaenak, ga seru, kan aku ga baik pikirku.

Seiring berjalannya waktu aku sadar memang ga ada yang sempurna di dunia ini, ga ada yang namanya paling baik, kita akan selalu salah di mata orang yang membenci kita. Kita juga akan selalu terlihat tidak adil, di mata orang yang di hatinya ada iri. Setuju gak ?
Dari pikiran tersebut aku memutuskan untuk belajar dan berkembang bersama adik-adik ini.

Dan aku rasa itu berhasil haha. Yang lalu biar lalu, buat pembelajaran aja. Berharap kedepan makin bisa berkembang lagi. 

Hmmm jarang banget share tentang kehidupan asrama, agaknya selalu menjadi kisah yang menumpuk di dalam folder laptop dan gatau mau dibagikan kapan. Dasar aku!

Apalagi alasannya kalau bukan malu hahahaha.

Hari ini 28 untuk yang ke -23 kalinya. Bersyukur menjadi hal paling bijak yang bisa  dilakukan. Bersyukur masih diberi kesehatan, diberi kesempatan untuk lebih baik, bertemu orang-orang baik. Punya sahabat, temen yang masih peduli. Bersyukur karena masih ada doa-doa yang terucap untukku.

Satu lagi, pagi ini Bu Enny telfon menanyakan keadaan asrama dan di telfon tersebut beliau sempet memberi nasihat. Yang intinya gini :
"Tidak akan bermakna ucapan seseorang, kecuali di dalamnya terdapat nasihat. "

Nasihat itu kayak obat, kalau hati kita lagi sakit rasanya bakalan pahit dan gaenak. Kalau hati kita sedang baik maka rasanya kayak vitamin. Dua-duanya menyehatkan ❤️

Sekian dari Citra 
Semoga bermanfaat 

Barakallahu fii umrik
Isbalaikana Larasati ❤️
Singosari, -Lockdown-

Dokpri
Dokpri

img-20200308-wa0027-5e7f7871097f36241f126252.jpg
img-20200308-wa0027-5e7f7871097f36241f126252.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun